Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Kisah di Balik Pengawetan Otak Lenin yang Disayat Jadi 30.953 Irisan

Lenin disebut meninggal karena sifilis otak. Pada 1920-an, sifilis sangat umum di Rusia dan bisa ditularkan bukan melalui kontak seksual

Wikipedia
Vladimir Lenin 

Pada 1925, sebuah laboratorium khusus untuk mempelajari otak Lenin didirikan.

Oskar Vogt (1870-1959), seorang dokter dan ahli saraf Jerman, diundang ke Moskow untuk membuat dan mengelola laboratorium itu.

Otak Lenin dibedah di bawah pengawasan Vogt dan kemudian persiapan untuk mempelajarinya pun dimulai.

Menurut laporan akhir, otak Lenin disayat menjadi 30.953 irisan setebal 20 mikrometer (0,02 mm).

Namun, setelah mendapatkan salah satu irisan otak Lenin pada 1928, Vogt meninggalkan Moskow dan tidak pernah kembali.

Dia menggunakan sampel otak Lenin dalam demonstrasi saat memberikan kuliah di Eropa.

Menurutnya, otak Lenin dibedakan oleh sel piramidal yang sangat besar dan banyak di bagian korteks lapisan ketiga.

Namun, kemudian diketahui cytoarchitecture (komposisi jaringan sistem saraf) otak tidak ada hubungannya dengan kemampuan intelektual seseorang.

Sejak 1932, pertanyaan tentang kualitas fisik otak Lenin tidak pernah dibahas lagi.

Pada 1969, Boris Petrovsky (1908-2004), Menteri Kesehatan Soviet, menulis dalam sebuah catatan kepada Komite Sentral Partai Komunis.

"Kementerian Kesehatan Uni Soviet percaya, terlepas dari kenyataan hasil studi cytoarchitectonic otak Vladimir Lenin sangat menarik secara ilmiah, itu semua tidak boleh dipublikasikan."

Penyebab Kematian Lenin

Tanda-tanda awal dari beberapa penyakit saraf telah muncul pada 1922, dua tahun sebelum kematian Lenin.

Ia pusing, pingsan, insomnia, kelemahan pada lengan dan kaki, serta kehilangan kemampuan berbicara.

Para dokter tidak sepakat tentang penyebab semua itu.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved