Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Virus Covid Varian Delta Ditemukan di Beberapa Kota di Jateng, Ganjar: Waspada Buat Kita

Varian baru Covid-19 yakni varian delta ternyata tak hanya ada di Kudus.

Penulis: m zaenal arifin | Editor: moh anhar
Humas Pemprov Jawa Tengah
Gubernur Ganjar Pranowo menyambangi warga relawan Jogo Tonggo di Desa Kecis, Wonosobo, Kamis (8/7/2021). Sebelumnya sebanyak 88 warga desa tersebut terpapar Covid-19 dan menjalani isolasi di rumah masing-masing. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Varian baru Covid-19 yakni varian delta ternyata tak hanya ada di Kudus.

Varian baru ini juga ditemukan menjangkiti warga beberapa daerah di Jawa Tengah.

Hal tersebut dinyatakan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo usai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantornya, Senin (12/7/2021).

Ganjar menerangkan, sejumlah daerah yang mengirimkan sampel untuk uji genome sequencing, hasilnya menyatakan varian delta ada di sana.

Baca juga: Penjual Jamu Rasakan Sakit Perut, Minta Tolong Numpang di Rumah Kawan, Tak Lama Kemudian Meninggal

Baca juga: Seusai Membunuh Tantenya karena Menolak Berhubungan, Siswa SMA Ini Pura-pura Kaget Temukan Jenazah

Baca juga: Semakin Diperluas, Ini Dia 13 Titik Penyekatan Menuju Arah Kota Purwokerto

Baca juga: Chord Kunci Gitar Kuch Kuch Hota Hai

"Hampir seluruh sampel kemarin yang kita kumpulkan dari beberapa kabupaten/kota, ternyata hampir semuanya varian delta. Kalau sudah begini, ini alert buat kita untuk semakin waspada," kata Ganjar, dalam rilisnya.

Ganjar menerangkan, ada 106 sampel dari beberapa Kabupaten/Kota yang dites genome sequencing.

Dari jumlah itu, 95 sampel positif varian delta.

"Artinya ada 89,6 persen yang varian delta. Bahayanya lagi, varian ini juga menyerang anak-anak di bawah usia 17 tahun. Sebanyak 23 sampel varian delta adalah sampel anak-anak, sementara sisanya dewasa," ungkapnya.

Adapun daerah yang sampelnya menunjukkan varian delta diantaranya Kudus, Salatiga, Jepara, Grobogan, Magelang, Kota Magelang, Karanganyar dan Solo.

Rinciannya, dari 72 sampel asal Kudus, 62 diantaranya positif varian delta.

"Salatiga ada 6 yang dites, hasilnya 5 varian delta. Jepara ada tiga, semuanya varian delta. Grobogan dua sampel, semuanya varian delta. Magelang dua sampel, dua-duanya varian delta. Koa Magelang dan Karanganyar masing-masing tiga sampel, semuanya varian delta. Dan terakhir Solo dengan 16 sampel, semuanya varian delta," jelasnya.

Baca juga: PPKM Darurat, Puluhan Kendaraan Masuk Kudus Diputar Balik

Baca juga: Dilarang Olga Dompleng Namanya, Billy Syahputra Ungkap Alasan Sang Kakak Bolehkan Syuting

Artinya, persentase varian delta di Jateng lanjut Ganjar cukup tinggi.

Hal itulah yang diduga menjadi penyebab tingginya angka penularan kasus di Jateng akhir-akhir ini.

"Maka pergerakan masyarakat harus dikurangi. Masyarakat harus lebih tahu soal ini. Memang tidak enak, tidak nyaman. Tapi kita harus melakukan itu, sebab kalau tidak, ini akan membahayakan semuanya," tegasnya.

Di tengah penerapan PPKM Mikro Darurat ini, Ganjar meminta seluruh masyarakat mengurangi mobilitas.

Sebab sampai saat ini, mobilitas masyarakat Jateng masih cukup tinggi.

"Maka Kepolisian tadi mengatakan akan menambah lokasi-lokasi penyekatan. Saya minta antar Bupati/Wali Kota melakukan kebijakan seragam. Industri juga saya minta patuh betul pada aturan yang berlaku, yang kritikal esensial harus mengikuti ketentuan, tidak boleh ada kerumunan," ucapnya.

Ganjar juga meminta jajarannya dari level atas sampai tingkat desa dan kecamatan untuk terus melakukan komunikasi dan edukasi pada masyarakat agar mereka sadar.

Semuanya harus bergandengan tangan untuk melawan pandemi ini.

"Masyarakat bisa diedukasi untuk tidak keluar dari wilayah itu. Sehingga tidak banyak yang turun ke jalan. Sebab kalau sudah turun ke jalan, pergi ke kota, ini kan terjadi mobilitas tinggi. Dan dari data Google, mobilitas warga di Jateng masih tinggi," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo menambahkan, belum ada varian berbahaya lain selain varian delta di Jateng.

Meski begitu, varian delta juga menjadi ancaman karena penularan dan fatalitasnya sangat tinggi.

Baca juga: Menu Diet Tina Toon, Berat Badan Turun Hingga 25 Kg Dalam 8 Bulan, Menunya Sehat Banget

Baca juga: Tahun Ajaran Baru, 34 Sekolah di Banyumas yang Sempat Berlakukan PTM Akhirnya Kembali Daring

Baca juga: Sinopsis Drakor Lets Fight Ghost Episode 12, Hyun Ji Hilang Ingatan

"Selain varian delta belum ada, tapi itu saja sudah sangat berbahaya. Dari laporan genome sequencing, hampir semuanya varian delta. Dari Kudus, Jepara, Salatiga, Magelang, Kota Magelang, Karanganyar dan Solo," jelasnya.

Varian ini lanjut Yulianto sangat cepat penularannya bahkan juga menyerang anak-anak.

Dari data yang ada, sampel dari anak-anak semuanya menunjukkan varian delta.

"Ada bayi yang usianya baru 6 bulan, positif varian delta. Ada yang balita, ada yang remaja. Di bawah 17 tahun cukup banyak, dari sampel yang kami ambil, semuanya delta," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved