Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Kisah Ching Shih, Pelacur yang Jadi Ratu Bajak Laut dengan Julukan Teror China Selatan

Ching Shih terkenal sebagai wanita yang kejam dan kuat, hingga memiliki julukan sebagai "Teror China Selatan" selama puncak kejayaannya.

Kompas.com/Istimewa
Ching Shih, seorang pelacur yang menjadi pemimpin bajak laut China yang berpengaruh. (ANCIENT-ORIGINS) 

Tidak seperti di Barat, di China Selatan tidak ada stigma yang melekat pada perempuan yang berada di atas kapal, seperti dianggap sial bagi kapal.

Namun demikian, tidak mudah bagi siapa pun, apalagi janda bajak laut, untuk mengendalikan begitu banyak penjahat.

Kode hukum ketat yang diterapkan Ching Shih untuk menyatukan armada bajak lautnya yang besar itu adalah setiap bajak laut yang memberikan perintah sepihak atau tidak mematuhi perintah atasan harus dipenggal di tempat.

 
Kemudian, jika seorang bajak laut memperkosa seorang tawanan wanita, dia akan dihukum mati. Jika hubungan seks antara keduanya adalah suka sama suka, keduanya akan dihukum mati.

Ada catatan lebih lanjut tentang kode Ching Shih yang menyatakan bahwa jika seorang bajak laut mengambil tawanan sebagai istrinya, dia harus setia kepadanya.

"Apa pun yang mereka pikirkan tentang dia, tampak jelas bahwa para perompak menghormati dan mematuhi otoritasnya," kata Murray.

Armada Bendera Merah di bawah pemerintahan Ching Shih tidak terkalahkan, meskipun ada upaya oleh pejabat dinasti Qing, angkatan laut Portugis, dan Perusahaan India Timur untuk menaklukkannya.

Dalam waktu singkat Armada Bendera Merah di bawah komando Ching Shih membangun dominasinya atas Laut China Selatan.

Kekuasaannya meliputi di banyak daerah pesisir China Selatan. Ia memberlakukan retribusi dan pajak.

Dia menyerang banyak kota dan desa untuk merampok mereka. Di salah satu desa bernama Sanshan, armadanya dilaporkan telah memenggal lebih dari 80 pria serta menjual istri dan anak-anak mereka sebagai budak.

Pada 1808, pemerintah dinasti Qing di China meluncurkan ekspedisi angkatan laut melawan Armada Bendera Merah, tetapi kalah, seperti yang disebutkan dalam The Famous People.

Pada September 1809 hingga Januari 1810, Armada Bendera Merah mengalami serangkaian kekalahan di tangan armada angkatan laut Portugis yang ditempatkan di pulau Makau.

Serangkaian pertempuran melawan Armada Bendera Merah itu dikenal dalam sejarah China sebagai "Pertempuran Mulut Harimau".

 
Pertempuran itu membuat Armada Bendera Merah menjadi lemah dan sulit bagi Ching Shih untuk melanjutkan bisnis bajak lautnya.

Setelah 3 tahun terkenal di laut lepas dan kalah dalam Pertempuran Mulut Harimau, Ching Shih akhirnya pensiun pada 1810 dengan menerima tawaran amnesti dari pemerintah China, yang memungkinkan dia dan Cheung Po Tsai untuk menyerah dan mempertahankan kekayaan yang diperoleh dari pembajakan.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved