Berita Semarang
Keluhan Pekerja Seni Semarang saat PPKM Darurat Diperpanjang: Ribuan Orang Bergantung pada Hajatan
"Sedangkan hajatan dilarang selama PPKM Darurat otomatis tak ada penghasilan sama sekali," bebernya.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: M Syofri Kurniawan
"Aturan kemarin lumayan longgar belum maksimal sekarang sudah dilarang," terangnya.
Dia mengungkapkan, acara hajatan yang menjadi sumber penghasilan utama sebenarnya ramai digelar saat penerapan PPKM Darurat sehingga saat ini sebenarnya para pekerja seni bisa panen.
Namun aturan PPKM Darurat bikim pekerja seni tak bisa bergerak.
"Ketika aturan sudah tertulis dilarang sudah jelas ga ada solusi. Kami mau apa ketika tidak solusi sama sekali seperti sekarang," paparnya.
Dia juga mengeluhkan para wakil rakyat di DPR Kota Semarang yang membidangi seni yang kurang memahami kondisi lapangan.
Aturan yang dibikin selama ini tanpa kepastian dan kejelasan.
Dia mencontohkan, semisal aturan kelonggaran PPKM sebelumnya yang memperbolehkan hajatan dengan aturan prokes ketat dan lainnya.
Di aturan itu tak ada kejelasan apakah boleh menggunakan hiburan atau tidak.
Namun ketika empunya hajat menggunakan hiburan sederhana seperti orjen tunggal sesuai prokes tetap saja dibubarkan.
"Aturan itu ada ketegasan dan kejelasan terutama kalimat aturan harus pasti," terangnya.
Dia berharap, pemerintah boleh saja membatasi pekerja seni selama pandemi namun seharusnya diberi solusi.
Apalagi sejauh ini rekan seniman sudah taat aturan.
"Kami taat aturan tetapi kami minta bikin aturan harus dibarengi solusi. Jangan hanya melarang tanpa solusi," tandasnya. (Iwn)
Baca juga: Setelah Hamburkan Uang, AC Milan Cuci Gudang, 5 Pemain Bakal Ditendang