Berita Semarang
Apindo mengaku Kesulitan Cari Kontainer untuk Ekspor, Ini Tanggapan KSOP Tanjung Emas
Sejumlah pengusaha dan pelaku UMKM mengeluhkan kelangkaan kontainer atau peti kemas.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Sejumlah pengusaha dan pelaku UMKM mengeluhkan kelangkaan kontainer atau peti kemas.
Kalaupun ada harganya sangat mahal. Sehingga biaya pengiriman ke luar negeri menjadi naik ratusan persen.
Terkait hal ini, KSOP Tanjung Emas membantahnya. Kabid Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhan KSOP Kelas I Pelabuhan Tanjung Emas, Jasra Yuzi Irawan mengatakan, berdasar informasi dari Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (Asdeki) peti kemas yang ada masih cukup.
"Kemarin rapat dengan Asprindo, Asdeki, dan Pemkot memang ada info seperti itu. Tapi Asdeki mengatakan stok ketersediaan peti kemas mereka cukup," ujar Jasra.
Adapun informasi yang dia dapat dari Unit Tempat Penumpukan Peti Kemas (UTPK) Tanjung Emas, masih ada kenaikan peti kemas untuk domestik sebesar 30 persen.
Kemudian untuk kebutuhan internasional ada 17 persen pada triwulan pertama, jika dibandingkan dengan tahun 2020.
"Secara nasional memang betul ada keterbatasan pergerakan peti kemas. Terutama untuk ekspor atau impor.
Faktornya macam-macam. Bisa karena pabrik yang mengurangi produksi dan kapal-kapal peti kemas yang juga kekurangan muatan. Kalaupun iya, pasti akan ada tambahan biaya," tambahnya.
Selain itu, Jasra juga menyangkal adanya kenaikan biaya muat kapal (freight). Menurutnya di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang tidak ada kenaikan untuk freight.
"Tapi kalau ocean freight informasinya naik tinggi. Namun itu diluar kemampuan otoritas pelabuhan untuk mengaturnya.
Itu sifatnya sudah business to business. Jadi sekali lagi untuk kebutuhan lokal tidak ada kelangkaan peti kemas. Namun secara nasional memang benar ada kendala pergerakan peti kemas," tuturnya.
Pengusaha Kesulitan Ekspor
Kelangkaan peti kemas yang terjadi sejak Desember tahun lalu, ternyata masih belum terselesaikan hingga saat ini. Banyak para pengusaha mengeluh karena menyebabkan terkendalanya ekspor mereka.
Ketua Apindo Jawa Tengah, Frans Kongi, juga mengalami hal yang sama.
Terlebih kasus pandemi covid-19 yang kembali tinggi di Indonesia dan beberapa negara lain membuat suplai dan permintaan tidak seimbang.
"Permintaan pasar sudah bagus. Tapi, kendalanya yaitu ketersediaan peti kemas menipis. Kami para pengusaha kesulitan mencari peti kemas untuk ekspor kami," terangnya.