Idul Adha 2021
Jumlah Hewan Kurban yang Dipotong di RPH Meningkat hingga 40%
Jumlah hewan kurban yang disembelih di rumah pemotongan hewan (RPH) Penggaron, Kota Semarang meningkat.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Jumlah hewan kurban yang disembelih di rumah pemotongan hewan (RPH) Penggaron, Kota Semarang meningkat.
Peningkatan itu seiring anjuran Pemerintah Kota Semarang serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melakukan penyembelihan hewan kurban di RPH.
Kepala UPT RPH Penggaron Semarang, Ika Nurawati menyampaikan, jumlah hewan kurban yang disembelih di RPH Penggaron meningkat sebesar 30-40 persen dibanding tahun sebelumnya.
Pada 2020 lalu, ada 187 hewan kurban yang dipotong di RPH. Tahun ini, total hewan kurban yang disembelih di RPH Penggaron sebanyak 243 ekor sapi dan 40 ekor kambing.
Penyembelihan dibagi selama empat hari yakni hari H Iduladha serta tiga hari tasyrik. Hari pertama kemarin, petugas menyembelih 78 ekor sapi dan 10 kambing.
"Masyarakat yang hendak mendaftar untuk potong hewan kurban masih bisa untuk hari terakhir yakni Jumat," sebut Ika, saat mengontrol pemotongan di RPH Penggaron, Selasa (20/7).
Pihaknya sangat mengedepankan protokol kesehatan selama kegiatan penyembelihan. Panitia dari masjid atau instansi yang hendak masuk ke ruang produksi wajib menjalani antigen atau genose yang telah disediakan di kantor RPH. Mereka diberi identitas berupa gelang sebagai tanda mereka telah melakukan tes bebas Covid-19.
Pihak RPH pun tetap membatasi jumlah orang yang masuk ke ruang produksi. Petugas RPH sendiri juga telah melakukan swab pada Senin lalu.
Dia memastikan seluruh petugas dalam kondisi sehat. Ada 100 petugas yang terbagi ke beberapa tugas mulai dari juru sembelih halal, tukang kelet, tukang cacah, hingga petugas packing.
"Mereka tidak boleh keluar masuk dari area kerja. Masing-masing berada di tempat kerjanya," imbuhnya.
Sementara itu, Panitia kurban dari Masjid Miftahul Huda, Kelurahan Tlogosari Kulon, Agus mengatakan, pihaknya menyembelihkan tujuh ekor sapi di RPH. Panitia memilih untuk menyembelih di RPH lantaran lingkungannya masih dalam zona merah.
"RW kami masih dalam zona merah. Utusan dari takmir masjid dan komunikasi sama RW setempat, sepakat disembelih di RPH," paparnya.
Menurutnya, penyembelihan hewan kurban di RPH lebih aman dan tidak menimbulkan kerumunan. Sebelum masuk RPH, panitia juga sudah menjalani tes bebas Covid-19 dan dinyatakan negatif. Pihaknya memperkirakan akan ada 450-500 bungkus daging sapi dari tujuh yang disembelih. Panitia yang bakal mengantar ke rumah warga dan panti asuhan agar tidak terjadi kerumunan.
Salat di Rumah
Di sisi lain, warga juga menaati anjuran pemerintah untuk salat Iduladha di rumah masing-masing.
Misalnya warga di Kampung Nangka, Kelurahan Lamper Kidul, mayoritas menggelar salat Iduladha di rumah masing-masing.
Satu di antaranya Tutuk Carito. Tutuk mengatakan, sebenarnya ada masjid yang menggelar salat Iduladha. Namun, jarak cukup jauh dari rumahnya. Mayoritas masjid juga membatasi jamaahnya hanya untuk warga setempat.
Sedangkan masjid di lingkungannya sendiri tidak menggelar salat Iduladha berjamaah. Alhasil, dia memilih salat berjamaah di rumah bersama keluarga. "Iya, tadi salat Iduladha di rumah karena masjid dekat rumah tidak menggelar salat jamaah. Ada sebenarnya yang mengadakan, tapi agak jauh dan terbatas untuk warga sekitar," ujar Tutuk.
Dia mengungkapkan, salat berjamaah di rumah saat hari raya merupakan kali kedua. Hal serupa dilakukannya pada Idulfitri.
Menurutnya salat di rumah tidak mengurangi esensi kemeriahan Iduladha tahun ini. Justru menjadi upaya menjaga diri dan keluarga dari di tengah pandemi Covid-19.
"Tidak apa-apa salat di rumah. Ini sekaligus untuk kewaspadaan," ucapnya.
Tak berbeda jauh, di Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan, warga juga melaksanakan salat Iduladha di rumah masing-masing. Warga Wates, Ngaliyan, Ellya Amaliyah mengatakan, pengurus masjid tetap datang dan mengumandangkan takbir. Tausiyah atau kultum juga dilaksanakan melalui pengeras suara. Hanya saja, warga tetap diimbau untuk salat di rumah masing-masing.
"Ada pengurus yang di masjid. Kalau masyarakat di rumah masing-masing. Ada kultum juga, warga tetap bisa dengar lewat pengeras suara," kata Ellya.
Dia mengatakan, warga tetap patuh mengikuti anjuran pemerintah untuk salat berjamaah di rumah masing-masing. Hal itu agar tidak timbul klaster baru penularan Covid-19.
Bahkan, kegiatan penyembelihan hewan kurban juga tidak dilakukan di lingkungan melainkan di rumah pemotongan hewan (RPH).
"Hewan kurban dipotong di RPH, jadwalnya hari Rabu besok," ucapnya.
Pantauan di lapangan, sejumlah warga Kota Semarang sudah mematuhi aturan pemerintah untuk menggelar salat Iduladha di rumah. Kendati demikian, masih cukup banyak warga yang melaksanakan salat Iduladha di musala atau masjid. Protokol kesehatan tetap diberlakukan selama salat berjamaah di masjid maupun musala. (eyf)