Forum Guru
OPINI IKA RINAWATI : Dilema PAUD Di Masa Pandemi
SUSAHNYA cari murid baru bagi sekolah Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak-kanak (PAUD/TK) dikeluhkan oleh pendidik dan pengelola PAUD se-Jateng
Intensitas berinteraksi langsung dengan mengenalkan pada sentra-sentra dan pembelajaran akan budi pekerti dan keagamaan menjadi hal yang tidak bisa diwakilkan dengan hanya daring dan daring.
Kesulitan yang dialami anak akan terasa, imbasnya cepat bosan dan orang tua dituntut lebih banyak aktif. Termasuk bagaimana orang tua aktif memberikan edukasi menerapkan cara-cara protokol kesehatan baik di rumah atau di sekolah jika sudah PTM.
Jalan agar siswa tetap belajar langsung, tidak jarang pendidik yang door to door mendatangi siswa. Tujuannya hanya satu agar anak bisa mendapatkan pembelajaran langsung. Door to door ini juga bukannya tanpa hambatan, khususnya jika letak tempat tinggal peserta didik jauh.
Jumlah siswa turun
Cara itu banyak ditempuh, sekaligus agar orang tua tetap membayar uang sekolah meski hanya separo. Jika tidak, ada saja orang tua yang tidak mau membayar. Juga agar pendidik masih bisa bernafas lega mendapatkan honor bulanan meski tidak full seperti saat tidak pandemi.
Harapannya pada tahun pelajaran baru ini, sudah bisa melaksanakan tatap muka. Tetapi adanya PPKM dan masih banyaknya kasus yang terjadi, membuyarkan itu semua. Jumlah siswa mayoritas mengalami penurunan, honorpun juga berimbas. Bahkan bagi PAUD/TK yang ada di desa-desa kondisinya lebih miris lagi. Ada yang tidak mendapatkan honor, atau mendapatkan tetapi nilainya tidaklah seberapa.
Bagaimana agar PAUD/TK bisa melaksanakan tatap muka. Gubernur Ganjar Pranowo menekakan sejumlah syarat:
Pertama; anak-anak harus memahami dan mematuhi prokes. Hal ini menjadi kunci, maka pendidik harus menekankan kepada orang tua agar bisa membantu memberikan edukasi soal prokes.
Kedua; orang tua harus menyiapkan kebutuhan penerapan prokes. Maka mulai masker, handsanitizer air minum sendiri bisa disiapkan oleh orang tua.
Ketiga; sekolah siap untuk menerapkan prokes. Semua pendidik yang ada harus menerapkan prilaku prokes selama d isekolah khsusunya.
Keempat; Sekolah harus benar-benar menyiapkan sarana prokes dengan baik. Tidak boleh asal-asalan. Jika di sekolah semuanya tercukupi dan pendidik serta lingkungan sekolah menjadi contoh, maka anak-anak akan dengan mudah menduplikasi apa yang dilakukan di sekolah dalam hal prokes.
Kelas kecil
Kelima; Pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung dan siap mengawal pembukaan kembali ke sekolah. Kalau masyarakat dan Pemerintah belum memberikan ijin agar sekolah dibuka, tentu harus menyesuaikan.
Tidak mudah memang bagi sekolah PAUD/TK untuk terus menerapkan PJJ, kalau pun nantinya bisa menerapkan PTM tentu disambut dengan gembira meskipun dengan kondisi terbatas.
Maka solusi atau opsi yang ideal tentunya sekolah PAUD/TK bisa membagi kelas-kelas lebih kecil dari biasanya. Dengan durasi waktu yang lebih pendek. Bagi anak-anak belajar bersama-sama dan berinteraksi langsung akan lebih menggembirakan dan mencerahkan.