Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Tegal

Kawasan Wisata Guci Tegal Penuh Bendera Putih, Pertanda Apakah?

Kawasan objek wisata Guci Kabupaten Tegal dipenuhi bendera putih, apa maksudnya?

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Berlanjutnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sangat berdampak dengan perekonomian masyarakat, satu di antaranya bagi pelaku usaha di area objek wisata Guci Kabupaten Tegal.

Wujud dari rasa kebingungan dan putus asa karena beberapa bulan terakhir sektor wisata ditutup sehingga tidak ada pemasukan, akhirnya pelaku usaha (pengelola homestay, villa, dan pedagang) berinisiatif memasang atau mengibarkan bendera putih di depan penginapan atau pun ruko masing-masing.

Saat Tribunjateng.com mendatangi lokasi, area objek wisata Guci terpantau sangat sepi hanya terdapat petugas jaga dan warga lokal saja.

Tentu menjadi pemandangan yang cukup langka karena biasanya Guci selalu dipadati oleh pengunjung.

Ditemui di lokasi, Ketua Paguyuban Homestay Guci yang juga pemilik Wisma Pelangi dan Seroja, Sopan Sofianto menuturkan, pemasangan bendera putih sudah berlangsung sejak seminggu terakhir.

Gerakan pemasangan pun dilakukan secara suka rela tanpa ada paksaan atau arahan dari siapapun. 

"Pemasangan bendera putih sudah sekitar semingguan. Tujuannya sebagai wujud ketidakmampuan kami menghadapi pandemi terlebih penutupan wisata yang terus berlanjut dan entah sampai kapan," ujar Sopan, pada Tribunjateng.com, Kamis (29/7/2021). 

Selain sebagai bentuk ketidakmampuan para pelaku usaha, bendera putih ini juga sebagai penanda beban yang harus dihadapi seperti kebutuhan sehari-hari untuk makan, bayar listrik, jajan anak, sekolah, dan lain-lain. 

Terlebih menurut Sopan, sampai hari ini ia dan teman-teman yang lain sesama pengelola penginapan belum mendapat bantuan apapun. 

Sehingga beban yang harus ditanggung jauh lebih berat. Mencari pekerjaan atau opsi lain pun sulit, karena tidak ada modal dan keterbatasan akses. 

"Sebetulnya kami sangat mematuhi aturan pemerintah, Prokes di area wisata kami menjalankan termasuk PPKM. Sehingga yang sangat kami butuhkan saat ini adalah solusi, perhatian, dan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," harapnya. 

Adapun untuk jumlah Homestay di area wisata Guci kurang lebih ada 120, bangunan hotel besar ada 10, dan sisanya adalah Villa.

Sopan juga termasuk yang terdampak, penginapan yang ia kelola pun sepi dan tidak bisa menerima tamu karena adanya penutupan wisata.

Alhasil dia tidak memiliki pendapatan dan untuk bisa menyambung hidup Sopan sampai harus menjual salah satu aset motor miliknya.

"Jujur adanya penutupan sementara wisata khususnya di Guci sangat berpengaruh buat saya pribadi dan juga teman-teman yang lain. Bisa dibilang kondisinya memprihatinkan sekali, karena saya sampai harus menjual motor untuk bertahan hidup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Teman-teman yang lain sesama pengelola homestay, Villa, dan lainnya juga sama-sama menjual aset mereka untuk bertahan hidup," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved