Berita Kudus
Petani Puyeng Mikir Harga Jual Cabai Rp 7.000, Bupati Kudus Rogoh Dompet, Beli Lombok Rp 2,4 Juta
Bupati Kudus membeli cabai petani sebanyak Rp 2,4 juta karena harga cabai sedang rendah.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Para petani cabai di Kabupaten Kudus menjerit karena harga jual hasil panennya rendah.
Per kilogramnya, cabai dari petani hanya laku paling tinggi Rp 7 ribu per kilogram.
Di Kabupaten Kudus sentra petani cabai berada di Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo.
Musim panen kali ini terdapat 50 hektare lahan yang menghasilkan cabai.
Satu di antara petani yang merasakan getah dari anjloknya harga cabai yakni Surahman.
Rendahnya harga cabai dari petani mengakibatkan petani merugi.
Berdasarkan hitungannya, petani bisa sedikit bernapas lega ketika harga cabai dari petani laku minimal Rp 10 ribu per kilogram.
"Sekarang memprihatinkan. Soalnya lombok di bawah 10 ribu. Petani ongkos obat mahal segala mahal. Kami ingin campur tangan dari pemerintah. Lombok minimal Rp 10 ribu. Sekarang Rp 6 ribu sampai Rp 7 ribu," kata Surahman yang juga sebagai Ketua Kelompok Tani Karya Tani Kesambi, Jumat (30/7/2021).
Anjloknya harga cabai ini karena distribusi hasil panen dari Kudus ke luar daerah tersendat karena dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Selain itu, saat ini sedang musim panen cabai.
Artinya, stok barang di pasaran melimpah.
Kemudian, untuk kasus di Kudus ditambah adanya penutupan sejumlah pasar tiban.
"Pokoknya petani rugi sekali," tandas Surahman.
Apa yang menjadi keluhan para petani cabai ini telah didengar oleh Pemerintah Kabupaten Kudus.
Bupatinya, HM Hartopo, juga telah meninjau langsung para petani saat memanen cabai.