Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Cerita Dedi, Rigger Istaller BTS Pencakar Langit, 40 Persen Nyawa Bergatung Doa & Keyakinan

Dalam sekejap pria 31 tahun itu sudah menginjakkan kakinya di tengah tower, ia terlihat sangat lihat dalam hal memanjat serta menggunakan alat keamana

Penulis: budi susanto | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/Budi Susanto
Dedi Aditya saat menaiki salah satu tower BTS di wilayah Banyumanik Kota Semarang, ia nampak mengenakan perlatan keselamatan panjat saat berada di puncak tower, Senin (2/8/2021). 

Dilanjutkan pria ramah itu, selain membutuhkan stamina dan konsentrasi, cuaca tak menentu juga menjadi tantangan dalam melaksanakan tugasnya.

Dedi Aditya saat menaiki salah satu tower BTS yang ada di wilayah Banyumanik Kota Semarang, ia nampak mengenakan perlatan keselamatan panjat saat berada di puncak tower, Senin (2/8/2021).
Dedi Aditya saat menaiki salah satu tower BTS yang ada di wilayah Banyumanik Kota Semarang, ia nampak mengenakan perlatan keselamatan panjat saat berada di puncak tower, Senin (2/8/2021). (TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO)

“Seperti sekarang cuaca sangat panas, membuat stamina terkuras. Dehidrasi menjadi momok menakutkan kalau cuaca seperti ini, bahkan beberapa rigger tak jarang pingsan saat di atas tower karena kekurangan cairan, apalagi berjam-jam di atas ketinggian,” jelasnya.

Dedi menuturkan, peralatan sangat berperan untuk keamanan para rigger ketika melaksanakan tugasnya.

“Kalau dipresentasekan seberapa berperannya alat untuk menunjang keselamatan rigger, ya perlatan di angka 30 persen, keahlian 30 persen, sisanya doa dan keyakinan,” tuturnya sembari tertawa.

Tower BTS yang ia panjat di wilayah Banyumanik, merupakan lokasi pertama dari tiga tower yang akan ia kerjakan.

“Hari ini ada tiga tower BTS, kebetulan lokasinya di Semarang semua. Biasanya di luar daerah dan lokasinya di atas bukit. Kalau di perkotaan seperti sekarang ya enak tak perlu jalan jauh,” ucap Dedi yang biasanya mengerjakan 10 tower dalam sepekan itu.

Dedi Aditya saat menaiki salah satu tower BTS di wilayah Banyumanik Kota Semarang, ia nampak mengenakan perlatan keselamatan panjat saat berada di puncak tower, Senin (2/8/2021).
Dedi Aditya saat menaiki salah satu tower BTS di wilayah Banyumanik Kota Semarang, ia nampak mengenakan perlatan keselamatan panjat saat berada di puncak tower, Senin (2/8/2021). (Tribun Jateng/Budi Susanto)

Sembari mengemasi peralatannya, Dedi mengatakan tidak semua orang mau melakoni profesi solo rigger installer BTS, lantaran resiko yang dihadapi sangat besar.

“Tidak semua mau, ada yang hanya satu bulan, bahkan saat dihadapkan tower tinggi ada yang menyerah dan keluar. Kalau saya kebalikannya, merasa tenang saat ada di ketinggian apalagi pemandangannya indah,” imbuhnya sembari melangkah pergi menuju lokasi lainya.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved