Berita Kudus
Selama Pandemi, Konsumsi Rokok Warga Melonjak Drastis, Industri Rokok Tetap Berkibar
Selama pandemi Covid-19 sektor industri rokok di Kudus tidak termasuk yang terkena dampak.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Selama pandemi Covid-19 sektor industri rokok di Kudus tidak termasuk yang terkena dampak.
Justru, malah ada sejumlah perusahaan yang menambah karyawannya.
"Dari 2020 belum pernah ada PHK. Perusahaan rokok malah eksis," kata Kabid Hubungan Industrial dan Perselisihan Tenaga Kerja pada Disnakerperinkop-UKM Kudus, Agus Juanto, Kamis (5/8/2021).
Dugaan Agus, kenapa perusahaan rokok sama sekali tidak terdampak karena konsumsi rokok meningkat.
Hal itu yang mengakibatkan industri rokok terbilang masih aman selama pandemi Covid-19.
Baca juga: Ada Batasan Kuota, Pendaftar Program Isi Oksigen Gratis di Balai Kota Semarang Cemas Tak Kebagian
Baca juga: Pemkot Tegal Longgarkan PPKM Level 4, Jalan-jalan Dibuka Demi Kelancaran Mobilitas Pekerja
Baca juga: Kisah Kiai Hizbullah Bikin Nangis PSK Banjarnegara, Dicintai Anak Jalanan
Sementara itu, Ketua Persatuan Perusahaan Rokok Kudus (PPRK) Agus Sarjono, mengatakan, kebijakan pemerintah saat pandemi berupa PPKM membuat konsumsi rokok meningkat.
Dia mencontohkan, saat kerja perokok hanya mendapat waktu efektif untuk merokok selama satu jam saat istirahat.
Saat ini, ada kebijakan PPKM yang mana sejumlah pekerja harus menjalani rutinitasnya di rumah, hal itulah yang kemudian meningkatkan konsumsi rokok.
"Kenapa begitu karena ketika dia WFH atau sedang dapat jatah libur di rumah. Konsumsi lebih banyak. Di rumah siapa yang melarang merokok," katanya.
Hanya saja, lanjutnya, meningkatnya konsumsi rokok berbanding terbalik dengan penurunan pendapatan dampak pandemi Covid-19.
Baca juga: Semua Pelajar SMA Sederajat Batang Wajib Vaksin, Target Herd Immunity
Baca juga: 2 Peramal Ramalkan Karir Ayu Ting Ting Bisa Meredup Karena Umi Kalsum Ancam Penjarakan Ibu Kartika
Baca juga: DPRD Kabupaten Semarang Minta Polisi Ikut Mengawasi Seleksi Perangkat Desa
Baca juga: Jual Rumah Baru - Bekas dan Tanah Murah Semarang Kamis 5 Agustus 2021
"Kebutuhan rokok meningkat, di satu sisi ada pengurangan pendapatan mungkin ada yang menerima 85 persen. Kalau hari libur dapatnya premi saja. Kemampuan membelinya tetap, pendapatan ada koreksi. Tetapi ada penambahan konsumsi rokok akhirnya konsumsi rokok beralih yang lebih murah," kata dia. (*)