Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Pakai Tanduk Kerbau untuk Bekam‎, Arif Buka Pengobatan Gratis Setiap Hari Minggu 

Tanduk kerbau menjadi sarana untuk pengobatan alternatif bekam. Ia meneruskan keahlian ayahnya untuk mengobati pasien.

Penulis: raka f pujangga | Editor: moh anhar

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Tak hanya dagingnya yang nikmat disantap menjadi sate kerbau khas Kabupaten Kudus.

Tanduk kerbau juga menjadi sarana untuk pengobatan alternatif bekam.

Satu di antaranya, Arif (43), warga Desa Dersalam Gang 7, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus yang telah menekuni pengobatan tradisional warisan keluarga.

Arif menceritakan, pengobatan bekam menggunakan tanduk kerbau itu sudah ditekuni ayahnya sejak 15 tahun lalu.

Dia ‎menjadi generasi kedua yang meneruskan keahlian ayahnya untuk mengobati pasien yang datang.

Baca juga: Ini Hasil Rapat Terbaru Menpora, PSSI, hingga Polri Bahas Masa Depan Liga 1 2021

Baca juga: Alasan Hotman Paris Sebut Dinar Candy Seharusnya Tak Jadi Tersangka Pornografi

Baca juga: Ini Hasil Autopsi Mayat Subroto Jepara, Korban Sempat Mengaku Terluka Karena Kecelakaan

Namun, dia sempat menghentikan pengobatannya karena harus menjalankan usaha transportasi keluarga.

"Ayah saya selain bekam juga punya usaha‎ truk, jadi waktu itu melanjutkan usaha itu dulu," jelasnya, di tempat pengobatan yang diberi nama Gubuk Sholawat.

Namun, sejak 2,5 tahun lalu. Arif mulai kembali merintis pengobatan tersebut tanpa mematok tarif.

Bahkan setiap hari Minggu, dia menggratiskan pengobatan tersebut sejak pukul 09.00 hingga 12.00.

"Saya menggratiskan pengobatan ini setiap Minggu untuk sedekah saya kepada pasien yang tidak ada uang," kata dia.

Sebelum melakukan pembekaman, dia mengoleskan minyak hasil racikan sendiri menggunakan bahan baku rahasia.

Minyak yang dioleskan itu ada yang memiliki kategori panas dan sangat panas.

Namun, untuk minyak sangat panas hanya dipakai untuk pasien yang memiliki gejala stroke ringan.

"Karena minyak ini panasnya bisa bertahan sehari semalam ga hilang-hilang. Jadi nggak saya jual. Saya jual yang panas sedang saja," ujarnya.

Setelah mengoleskan minyak, kemudian dia membakar lubang tanduk kerbau itu dan menempelkannya ke kulit pasien.

Tanduk akan menempel pada kulit tersebut, sehingga hawa panas bisa masuk ke dalam pori-pori tubuh.

"Prosesnya 10 menit, tapi sebelum selesai tanduk dilepas sebentar untuk ditusukkan jarum biar darah kotornya bisa keluar," kata dia.

Cara tersebut, kata dia, juga bisa mengurangi tekanan darah tinggi pada pasiennya.

Sehingga hanya pasien yang memiliki keluhan darah tinggi saja yang ditusukkan menggunakan jarum.

Gejala yang paling sering, ‎yakni pusing kepala dan pegal-pegal badannya karena kecapekan.

"Orang yang darah tinggi sampai 170 juga bisa turun," ucapnya.

Dalam sehari, dia bisa melayani sebanyak empat sampai lima orang pasien.

Namun terkadang juga tidak ada pasien yang datang.

Baca juga: Tak Ada Kirab Kebo Bule Malam Satu Suro di Keraton Solo

Baca juga: Kisah HH Jadi Korban Penculikan, Pelaku Minta Tebusan Rp 5 Miliar, Sempat Dikira Pelaku Tabrak Lari

Baca juga: Video Jagal Ayam Temanggung Pelaku Pembunuhan di Kos Mewah Semarang

"Pernah sampai enam orang sehari paling banyak. Tapi seperti ini juga nggak tentu yang datang," kata dia.

Dia berharap, dari bekam tanduk kerbau tersebut bisa menolong banyak orang yang tengah kesulitan.

"Semoga bisa membantu meringankan keluhan orang yang sedang sakit," ucapnya. (*)

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved