Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita sejarah

Hanya 1 Pertanyaan Soekarno ke Regu Tembak Setelah Hukuman Mati Dilakukan: Bagaimana Sorot Matanya?

Saat itu Kartosoewiryo memerintahkan kepada Mardjuk yang merupakan bawahannya, untuk membunuh Soekarno

Editor: muslimah
Kolase Grid.id dan Mahadper
Kartosoewirjo (kanan), sosok pimpinan DI/TII, pemberontakan yang pecah usai isi Perjanjian Renville ditandatangani. 

TRIBUNJATENG.COM - Banyak cerita sejarah mengenai Pahlawan Proklamasi, Soekarno, yang juga presiden pertama RI.

Soekarno diketahui melalui perjalanan yang sangat panjang sebelum memproklamasikan kemerdekaan RI, kemudian menjadi presiden.

Ia juga berteman dengan banyak tokoh lain.

Soekarno
Soekarno (Ist via Tribun Jabar)

Termsuk pentolan Negara Islam Indonesia (NII) Kartosoewiryo.

Soekarno dan Kartosoewiryo sebenarnya bukanlah seteru, atau musuh.

Awalnya, Soekarno dan Kartosoewiryo justru berteman.Mereka merupakan teman saat kos di rumah HOS Tjokroaminoto di Surabaya, Jawa Timur, bersama Semaun.

Baca juga: Jawaban Soeharto saat Soekarno Bertanya: Aku Iki Arep Mbok Apakke?

Baca juga: Menyaru Jadi Raja dan Ratu Palsu, Lalu Kelabui Presiden Soekarno, Ternyata Ia Tukang Becak dan PSK

Belakangan, tiga sahabat itu pecah.

Masing-masing memilih haluan berbeda.

Soekarno memilih paham nasionalis, Kartosoewiryo menghendaki Islam sebagai dasar negara, dan Semaun yang menjadi merah karena bergabung dengan PKI, atau Partai Komunis Indonesia.

Terkait hubungan antara Soekarno, dan Kartosoewiryo, rupanya ada kisah yang tak diketahui semua orang.

Itu seperti yang terdapat dalam buku "Soekarno Poenja Tjerita", terbitan tahun 2016.

Dalam buku itu disebutkan, Kartosoewiryo memang tak mau mengakui pemerintahan Republik Indonesia yang dipimpin Soekarno, sejak 7 Agustus 1949.

Konflik di antara keduanya pun semakin meruncing tatkala Kartosoewiryo memberikan instruksi membunuh Soekarno.

"Di Indonesia ada RI dan NII. Dengan begitu ada dua presiden. Maka dari itu, Soekarno harus dibunuh," tulis buku itu menirukan isi dari instruksi Kartosoewiryo.

Upaya pembunuhan terhadap Soekarno pun terjadi beberapa kali.

Satu di antaranya terjadi pada tahu Juni 1961 di daerah Galunggung.

Saat itu Kartosoewiryo memerintahkan kepada Mardjuk yang merupakan bawahannya, untuk membunuh Soekarno.

Mardjuk kemudian melaporkan perintah pembunuhan Soekarno kepada Taruna dan Budi.

Mereka adalah dua sekretaris pribadi Kartosoewiryo.

Kepada Mardjuk diberikan gigi Kartosoewiryo sebagai sejenis surat kuasa.

Pada April 1962, Mardjuk kemudian memerintahkan kepada Sanusi, Abudin, Djaja, Napdi dan Kamil untuk membunuh Presiden Soekarno.

Selanjutnya, pada 14 Mei 1962, saat Idul Adha, Sanusi menembakkan pistolnya ke arah Soekarno.

Saat itu Soekarno sedang salat Idul Adha di halaman Istana.

Beruntung, percobaan pembunuhan itu gagal.

Soekarno selamat.

Meski demikian, saat itu beberapa jemaah salat Idul Adha ada yang terluka.

Mereka tertembak di bahu dan punggung.

Dalam sidang, Sanusi Firkat alias Usfik, Kamil alias Harun, Djajapermana alias Hidajat, Napdi alias Hamdan, Abudin alias Hambali, dan Mardjuk bin Ahmad dijatuhi hukuman mati.

Selain menangkap mereka, pemerintah saat itu juga berhasil menangkap Kartosoewiryo.

Kartosoewiryo ditangkap tentara Siliwangi saat bersembunyi di dalam gubuk yang ada di Gunung Rakutak, Jawa Bara,4 Juni 1962.

Vonis mati dijatuhkan kepada Kartosoewiryo.

Soekarno menolak grasi mantan sahabatnya itu, sehingga Kartosoewiryo pun tetap dieksekusi mati.

Ia menangis saat menandatangani eksekusi tersebut.

Dan setelah hukuman dilakukan, hanya 1 pertanyaan Soekarno kepada regu tembak

"Bagaimana sorot matanya? Bagaimana sorot mata Kartosoewiryo? Bagaimana sorot matanya?" tanya Soekarno.

Mendapatkan pertanyaan itu mereka pun menjadi bingung.

Meski demikian, seorang ajudan spontan menjawabnya.

"Sorot mata Kartosoewiryo tajam. Setajam tatapan harimau pak," jawabnya.

Mendapatkan jawaban semacam itu, Soekarno pun bernafas lega, dan melempar tubuh ke sandaran kursi,

Tak lama setelah itu, Soekarno pun mendoakan keselamatan arwah Kartosoewiryo. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Jawaban Pengawal Soal Sorot Mata Kartosoewiryo Saat Dihukum Mati Bikin Soekarno Langsung Berdoa

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved