Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kata Ahli Bahasa Soal Penulisan 'Kebhinnekaan' di Baliho Puan Maharani

Tulisan Kepak Sayap Kebhinnekaan di baliho Puan Maharani sempat menjadi perbincangan, terutama di media sosial. Termasuk politikus Partai Gerindra Fad

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: m nur huda
TribunSolo.com/Muhammad Irfan Al Amin
Salahsatu baliho bergambar Puan Maharani yang ada di Kota Solo. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Baliho besar bergambar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani banyak dijumpai terpasang di pinggir jalan sejumlah daerah termasuk di Jawa Tengah.

Selain menampilkan foto, terdapat juga tulisan Kepak Sayap Kebhinnekaan.

Tulisan ini sempat menjadi perbincangan, terutama di media sosial.

Bahkan, politikus Partai Gerindra, Fadli Zon, melalui cuitan di akun Twitter, mengoreksi tata bahasa yang digunakan. Terutama tulisan 'kebhinnekaan' dalam baliho tersebut.

Baca juga: Tulisan di Baliho Bergambar Puan, Benar Mana: Bhineka, Bhinneka, atau Bineka? Ini Kata Pakar Bahasa

Baca juga: Terungkap Sumber Dana Pemasangan Banyak Baliho Puan Maharani di Solo, Ada Instruksi

Anggota DPR RI tersebut mengoreksi kata 'kebhinnekaan' yang seharusnya menjadi 'kebinekaan'. Dia merujuk koreksi itu berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

'Kebinekaan', 'Kebhinekaan', atau 'Kebhinnekaan' berasal dari kata 'Bineka', 'Bhineka', atau 'Bhinneka' yang artinya beragam.

Kata sifat lalu mendapatkan imbuhan atau afiks 'ke-an' sehingga merubah makna. Makna pun berubah menjadi kata benda yang berarti keberagaman atau dalam keadaan beragam.

Ulasan Ahli Bahasa

Ahli bahasa dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Siti Isnaniah menjelaskan, jika ditulis lengkap atau berupa semboyan, tulisan menggunakan Bahasa Sansekerta tanpa mengubah tulisan.

"Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, tetap memakai 'H' dan dobel 'N'. Namun, jika ingin mengungkapkan arti berupa 'keberagaman' ya tidak pakai 'H' sesuai KBBI," kata perempuan yang mendapatkan gelar doktoral dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ini, melalui sambungan telepon, Senin (9/8/2021).

'Bineka' atau 'Bhineka' terdapat di dalam KBBI.

Namun, yang lebih lazim atau sering digunakan 'Bineka' untuk mengungkapkan beragam.

Sedangkan Bhinneka lazim digunakan dalam semboyan.

Menurutnya, dalam Bahasa Indonesia ada kata serapan dari bahasa asing atau pun bahasa daerah.

Dalam proses serapan, ada beragam cara, bisa adopsi, adaptasi, dan terjemahan.

Baliho bertuliskan 'PTG' di Jalan S.Parman, Jebres.
Baliho bertuliskan 'PTG' di Jalan S.Parman, Jebres. (TribunSolo.com/Muhammad Irfan Al Amin)
Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved