Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Hari Pramuka

Sultan Hamengkubuwono IX Bapak Pramuka Indonesia, Murka Disogok Mercedes Benz dan Sekoper Uang

Bapak Pramuka Indonesia Sri Sultan Hamengkubuwana IX merupakan figur teladan yang mulai langka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: abduh imanulhaq
KOMPAS/DUDY SUDIBYO DS
Bapak Pramuka Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono IX 

TRIBUNJATENG.COM - Bapak Pramuka Indonesia Sri Sultan Hamengkubuwono IX merupakan figur teladan yang mulai langka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ada banyak kisah keteladanan Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang layak ditiru generasi muda.

Satu yang kerap dibicarakan adalah saat Sri Sultan Hamengkubuwono IX kena tilang di Semarang oleh Brigadir Royadin (banyak ditulis di Pekalongan -Red).

Baca juga: Ini Makna logo Hari Pramuka ke 60 Tahun yang Dirayakan pada 14 Agustus 2021

Baca juga: Link Download Twibbon Hari Pramuka untuk Diposting di Instagram, Facebook, hingga Whatsapp

Saat itu di perempatan Bangkong, mobil Sultan HB IX melanggar lampu merah sehingga Royadin menyetopnya.

Polisi asal Batang yang sehari-hari naik sepeda onthel itu kemudian memberinya surat tilang.

Sultan HB IX tidak marah atas sanksi pelanggaran lalu lintas tersebut.

Menurut cerita yang beredar, pria yang pernah menjadi wakil presiden ini mengundang Royadin agar menjadi polisi di Yogyakarta. 

Dia kepincut atas ketegasan dan kejujuran anggota Korps Bhayangkara itu.

Brigadir Royadin menolaknya, memilih tetap bertugas di Semarang.

Sultan HB IX tidak marah atas penolakan ini, dia menghormati pilihan yang bersangkutan.

Bukan cuma itu keteladanan raja Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat tersebut.

Dia juga figur antikorupsi, tegas menolak suap berupa mobil dan uang yang diberikan pengusaha.

Kisahnya ini dimuat dalam Harian Angkatan Bersenjata edisi 6 November 1966 sebagaimana diunggah Halaman resmi Perpustakaan Nasional di Facebook, 18 Juli 2021.

Saat itu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjabat Menteri Utama Bidang Ekonomi Keuangan dalam Kabinet Ampera.

Tak dinyana ada pihak yang berusaha menyuapnya agar mengeluarkan izin impor 7 ton vetsin.

Sogokan itu berupa sebuah mobil Mercedes Benz terbaru dan sekoper penuh uang.

Tawaran tersebut membuat wajahnya merah padam penuh amarah karena sangat melukai perasaannya.

"Keterlaluan! Sungguh keterlaluan! Sampai begitu berani mereka mencoba menyuap saya. Coba, sebuah mobil Mercedez Benz terbaru dan sekoper penuh uang, berani disodorkan ke muka saya guna mendapatkan fasilitas-fasilitas yang mereka inginkan, yang akibatnya dapat menghalangi Dwi Dharma dan Catur Karya Kabinet Ampera," tuturnya kepada wartawan Angkatan Bersenjata.

“Coba pikir untuk apa impor 7 ton vetsin? Rakyat lagi kekurangan bahan kebutuhan pokok terutama beras. Vetsin hanya berfungsi untuk membuat enak masakan. Apa yang dienakkan jika makanan pokoknya saja sulit diperoleh,” lanjutnya. 

Pandu Agung

Sultan HB IX merupakan sosok yang berjasa dalam pembentukan organisasi pramuka di Indonesia.

Bernama kecil Gusti Raden Mas (GRM) Dorojatun, dia lahir di Yogyakarta pada 12 April 1912.

GRM Dorojatun adalah putra Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah atau Kanjeng Ratu Alit.

Dia aktif dalam gerakan kepanduan (sekarang disebut sebagai Pramuka) sejak masih kanak-kanak.

Dikutip dari Kompas.com, Sri Sultan tercatat sebagai anggota welp (siaga), jenjang kepramukaan terendah (6-11 tahun), pada tahun 1921 di Yogyakarta.

Kemudian diangkat menjadi Pandu Agung atau pemimpin kepanduan awal tahun 1960-an.

Bersama Presiden Soekarno, memiliki rencana mulia menyatukan organisasi kepanduan di Indonesia.

Ada banyak organisasi kepanduan saat itu, berinduk ke organisasi kemasyarakatan atau malah partai politik.

Presiden Soekarno pada 9 Maret 1961 menyusun Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof Prijono, Dr A Azis Saleh, dan Achmadi menjadi ketuanya.

Mereka menyusun Anggaran Dasar Gerak Pramuka serta Keputusan Presiden RI No 238 Tahun 1961, tentang Pramuka.

Keputusan presiden tersebut berisikan penetapan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditujukan mendidik kepanduan anak dan pemuda Indonesia.

Pada 14 Agustus 1961, organisasi pramuka resmi berdiri sebagai peleburan dari berbagai organisasi kepanduan di Indonesia.

Pramuka berasal dari kata 'Poromuko' yang berarti prajurit terdepan dalam sebuah peperangan.

Kata 'Pramuka' juga merupakan singkatan dari 'Praja Muda Karana', yang berarti jiwa-jiwa muda yang berkarya.

Sejak 1961 selama 13 tahun, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjabat Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Masing-masing pada periode 1961 hingga 1963, 1963 hingga 1967, 1967 hingga 1970, dan 1970 hingga 1974.

Sultan HB IX mempelopori sejumlah kegiatan seperti Gerakan Tabungan Pramuka pada 1974.

Sebagai Ketua Kwarnas, menggagas Wirakarya perkemahan pertama Pramuka Nasional pada 1968.

Pada masa kepemimpinannya, Tri Satya Pramuka serta Dasa Dharma Pramuka juga dibentuk, ditetapkan serta digunakan hingga saat ini.

Begitu pula penetapan warna seragam Pramuka Indonesia yang berwarna coklat muda dan coklat tua yang melambangkan elemen air serta tanah. 

Jasa Sultan HB IX dalam kepanduan membuatnya dianugerahi Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM) pada 1973. (aim)

Baca juga: Keturunan Sultan Hamengkubuwono II Tuntut Inggris Kembalikan Harta Jarahan 57.000 Ton Emas 

Baca juga: Sambut Hari Pramuka ke-60, Naik BRT Trans Semarang Cuma Bayar Ongkos Rp 60

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved