Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PPKM Level 4

Kondisi Resto dan Warung Makan di Semarang saat PPKM Level 4 : Kalau Buka Malah Rugi

Usaha kuliner baik di restoran maupun di warung makan menjadi sorotan selama pemberlakuan PPKM level 4.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Iwan Arifianto
Pemilik warung makan tegal sedang melayani pembeli dengan membungkus makanan di Kota Semarang, Sabtu (14/8/2021). 

"Pembeli kami mayoritas mahasiswa, mereka lebih memilih pakai online daripada jalan beli ke warung," ujarnya.

Pemilik Warung Makan 45 Jalan Dr Cipto Semarang, Iin Budi Andayani menjelaskan, warungnya selama pemberlakuan PPKM jarang melayani pembeli makan di tempat.

Pembeli mayoritas memilih membungkus makanannya.

"Mayoritas pembeli kami di masa PPKM dibungkus karena segmen kami pegawai kantoran sudah memahami aturan tersebut. Mereka juga banyak yang WFH jadi ga seramai sebelumnya," paparnya.

Ia menyebut, sehari hanya ada 10 pembeli di warungnya.  Tak heran pendapatanya  anjlok turun sebesar 90 persen.

"Makan 20 menit maupun jam operasional ga ngaruh. Warung saya dipengaruhi kebijakan WFH karena konsumen kebanyakan pegawai kantoran mulai dari PNS, pegawai Bank dan lainnya," tuturnya.

Ia berharap, kebijakan PPKM tidak dilanjutkan lagi.

Pemerintah cukup mempercepat vaksinsi segera diselesaikan agar cepat aman.

"Karyawan atau pegawai WFH disuruh berangkat lagi sebab itu segmen utama kami," bebernya.

Sekjen BPD PHRI Jawa Tengah Yantie Yulianti mengatakan, informasi yang diterima dari info pengurus restoran di Kota Semarang selama PPKM sekitar 30 persen dari 120 resto yang terdaftar dalam grup resto Semarang memilih tutup.

Baca juga: Video Kisah Inspiratif Suami Istri Penjual Pentol di Tegal Kuliahkan Anak

Baca juga: Kecelakaan Truk Tabrak Rumah Hingga Ringsek Akibat Sopir Ngantuk

Baca juga: Pria Aniaya Bocah 12 Tahun Viral di Medsos, Polisi Sempat Dihalangi saat Akan Tangkap Pelaku

Sementara yang buka hanya melayani  delivery tak melayani makan di tempat.

"Jadi banyak yang pilih tutup karena biaya operasional lebih gede daripada pendapatan jika tetep buka," ungkapnya.

Ia menambahkan, sejak pemberlakuan PPKM hingga sekarang pengusaha resto di Kota Semarang mengalami penurunan hingga 70 persen bagi yang memilih untuk beroperasi.

"Harapan teman-teman resto,  jika memang harus berlalu PPKM karena memang aturan dari pusat yang harus ditaati, tapi mereka berharap usaha tetap boleh buka dengan prokes ketat, jika dilanggar boleh dikenakan sanksi. Paling tidak ekonomi masih bisa jalan," tandasnya. (Iwn).

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved