Berita Nasional
Kabareskrim: Presiden Tidak Berkenan Polri Agresif Tanggapi Mural Jokowi 404 Not Found
Banyaknya mural yang mengkritik pemerintah dan Presiden Joko Widodo ditanggapi dengan penangkapan para senimannya oleh polisi.
Dalam beberapa hari terakhir kepolisian menuai kritik lantaran cenderung responsif terhadap mural satire yang dibuat masyarakat.
Ada mural yang dihapus dan pembuatnya diburu. Salah satunya mural bergambar wajah Presiden Jokowi disertai tulisan ’404: Not Found’.
Mural di bawah jembatan di kawasan Batu Ceper menuju arah Bandara Soekarno-Hatta ini kemudian dihapus polisi.
Belakangan polisi menelusuri dan mencari pembuat mural 404 not found tersebut.
Selang beberapa waktu kemudian polisi juga mengamankan seorang pria di Tuban karena mempromosikan baju dengan desain yang mirip dengan mural itu.
Namun, pria yang berprofesi sebagai tukang sablon itu tak diproses hukum setelah meminta maaf.
Ragam tindakan kepolisian itu kemudian menuai kritik.
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara mengatakan bahwa polisi terlalu reaktif menanggapi hal-hal tersebut.
"Saya kira polisi terlalu reaktif dan tidak perlu terlalu jauh dalam menyikapi mural sebagai ekspresi masyarakat terhadap kondisi yang ada," ucap dia.
Hal senada dikatakan ahli psikologi forensik, Reza Indragiri. Ia mengatakan, sebenarnya pembuatan mural merupakan hal wajar.
Namun aneh jika mural tersebut dianggap sebagai penghinaan terutama kepada pemerintah.
"Mural itu dianggap sebagai penghinaan. Penghinaan itu delik aduan," kata Reza, Kamis (19/8/2021).
"Artinya, pertama penghinaan merupakan serangan ke individu bersangkutan. Kedua karena serangan ke individu, maka orang yang dimuralkan itu--bisa siapa saja, termasuk yang dianggap punya kemiripan dengan Jokowi," tambah dia.
Dalam kasus di Tangerang, Reza menjelaskan faktanya tidak ada yang melapor ke polisi. Termasuk Jokowi.
"Faktanya tidak mengadu ke polisi. Artinya, hingga saat ini tidak ada satu orang pun yang merasa telah menjadi korban penghinaan. Jadi, pihak yang murka itu sebetulnya sedang mewakili siapa? Siapa pihak yang dianggap sebagai korban dari penghinaan tersebut? Pihak dimaksud bisa pastikan bahwa objek mural memang merasa terhina?" jelas dia.