Berita Nasional
Kabareskrim: Presiden Tidak Berkenan Polri Agresif Tanggapi Mural Jokowi 404 Not Found
Banyaknya mural yang mengkritik pemerintah dan Presiden Joko Widodo ditanggapi dengan penangkapan para senimannya oleh polisi.
Reza menuturkan, jika mural dianggap sebagai ekspresi permusuhan, berarti pembuat mural adalah matang secara psikologis.
Sebab, pembuat mural telah melakukan proses sublimasi yakni menyalurkan perasaan "mentah" yaitu bermusuhan ke wujud yang lebih beradab berupa karya seni.
"Kalau dikatakan bahwa mural itu tak berizin, bagaimana dengan parpol yang tanpa izin memajang bendera dan baliho di pinggir jalan? Mau diperkarakan juga?" kata Reza.
Reza juga mempertanyakan kepolisian jika kelak menangkap pembuat mural tersebut, lalu pelaku akan dijerat dengan pasal apa.
"Polisi menangkap pakai pasal apa?" tutur Reza.
Baca juga: Resep Orak Arik Telur Pedas Manis Menu Sederhana Makan Malam
Baca juga: Gara-gara Behel Gigi, Seorang Anak di Sukabumi Tega Aniaya Ibunya
Baca juga: Dikalahkan Tim Gurem dari Antah Berantah, Tottenham jadi Bahan Ejekan Pendukung Arsenal
Baca juga: 3 Arti Mimpi Digigit Anjing Pertanda Baik dan Buruk
Adapun Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebelumnya mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi selalu terbuka terhadap kritikan.
Hanya saja kata Moeldoko, kritik itu perlu dilakukan dengan cara yang baik.
"Sebenarnya dari awal Presiden selalu mengatakan dan ini lebih bersikap edukatif ya. Presiden sangat terbuka dan enggak pernah pusing dengan kritik itu," kata Moeldoko di kantornya, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (18/8/2021).
"Tetapi beliau (Jokowi) menyisipkan sebuah kalimat yang indah, 'Kita orang timur memiliki adab'. Jadi kalau mau mengkritik ya sesuatu yang beradab, tata krama ukuran-ukuran culture kita itu supaya dikedepankan, bukan hanya selalu berpikir antikritik," tambahnya.(tribun network/igm/fik/dod)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi Tak Berkenan Jika Polisi Terlalu Responsif Tanggapi Mural Kritik,