Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

OPINI

OPINI Riza Maulana : Mewaspadai Kelompok OTG dalam Penyebaran Virus Covid 19

COVID-19 masih ada di sekitar kita. Masih banyak kasus yang terus bermunculan diiringi dengan berbagai gejala-gejala yang dialami oleh penderita.

Tribunnews
Ilustrasi virus corona 

Oleh Apt. Riza Maulana, SFarm, MPharm. Sci.
Apoteker dan Peneliti di Unimus

COVID-19 masih ada di sekitar kita. Masih banyak kasus yang terus bermunculan diiringi dengan berbagai gejala-gejala yang dialami oleh penderita. Bahkan antara penderita satu dengan lainnya bisa jadi menunjukkan gejala yang tidak sama. Treatment atau pengobatan secara tepat akan dapat memperbaiki kondisi kesehatan pasien.

Namun, di sisi lain ada satu hal yang patut juga untuk diperhatikan. Disamping penderita Covid-19 yang menunjukkan gejala, ada juga yang tidak menunjukkan gejala sama sekali. Kelompok ini disebut kelompok OTG (Orang Tanpa Gejala).

Kelompok ini sama sekali tidak bisa dikesampingkan atau dianggap remeh karena justru lebih susah terdeteksi karena tidak memiliki ‘penanda’ terjangkit, berbeda dengan kelompok bergejala yang lebih mudah diperhatikan dari gejala yang muncul.

Kelompok OTG merupakan suatu kategori yang masuk ke dalam Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 oleh Kemenkes RI. Pedoman tersebut menyebutkan bahwa OTG adalah mereka yang tidak menunjukkan gejala dan memiliki resiko tertular dari orang yang terkonfirmasi Covid-19 karena melakukan kontak erat.

Kontak erat yang dimaksud adalah kontak fisik maupun berada pada ruangan yang sama (berada dalam radius 1 meter) dengan orang yang terkonfirmasi positif, dalam rentang 2 hari sebelum timbul gejala hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Menurut

Kemenkes kelompok-kelompok yang berpotensi menjadi OTG adalah petugas kesehatan, orang dalam satu ruangan, dan orang yang bepergian bersama dengan orang yang terkonfirmasi positif (dalam radius 1 meter dari penderita).

Mengutip dari Liputan6.com, kelompok OTG bisa disebut sebagai silent killer. Kelompok ini memiliki pengaruh signifikan dalam penyebaran virus Covid-19.

Menurut penelitian Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menyebutkan bahwa sekitar 60% penularan Covid-19 merupakan ‘andil’ dari kelompok OTG ini.

Berpotensi Menularkan

Hal ini bisa dipahami karena orang yang tidak bergejala akan merasa tubuhnya baik-baik saja, walaupun kenyataannya sudah terpapar virus. Ditambah dengan kemampuan penularan virus Covid-19 yang tinggi maka akan menyebabkan penyebaran virus yang tidak disadari ke orang lain.

Selain itu, penelitian di Korea Selatan juga menyebutkan bahwa OTG memiliki jumlah viral load, yaitu jumlah virus pada hidung, paru-paru, dan tenggorokan, yang sama banyaknya dengan kelompok bergejala dan memiliki potensi menularkan ke orang lain.

Kelompok OTG berbeda dengan kelompok penderita yang menunjukkan gejala ringan. Kelompok OTG sama sekali tidak menunjukkan gejala sementara kelompok bergejala ringan menunjukkan gejala, walaupun ringan dan samar. Namun, sama sekali tidak menutup kemungkinan perubahan dari OTG menjadi bergejala.

Contoh kasus yang sudah terjadi, seperti 2 orang penderita Covid-19 asal Kudus yang awalnya OTG kemudian menunjukkan gejala, lalu tidak tertolong ketika dilarikan ke rumah sakit (Kompas.com, 11 Juni 2021).

Hal ini menunjukkan kelompok OTG ini tetap perlu diwaspadai dan dipantau kondisi kesehatannya, selain karena potensi penularan juga dapat muncul gejala yang memperburuk kondisi. Jika tidak ditangani dengan tepat maka akan membahayakan kesehatan penderita.

William A. Haseltine, President of ACCESS Health International, merekomendasikan metode pengujian contact tracing untuk melacak OTG yang mana penting untuk melacak dan menemukan mereka lebih awal untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.

Metode pengujian ini dilakukan dengan melibatkan orang yang sudah mununjukkan gejala terlebih dulu. Selanjutnya, dilakukan tracing atau pelacakan dengan menguji orang-orang sekitar yang telah melakukan kontak erat dalam kurun waktu 14 hari.

Semakin dini OTG ditemukan atau terdeteksi maka akan semakin cepat usaha yang perlu dilakukan untuk menekan penyebaran virus Covid-19.

Maka dari itu, untuk mencegah diri kita terpapar maupun berpotensi menjadi bagian dari kelompok OTG tentunya diharapkan tetap disiplin melakukan protokol kesehatan. Protokol kesehatan tetap perlu dilakukan walaupun sudah melakukan vaksinasi. Kita perlu terus berusaha menjaga diri kita dan juga melindungi orang-orang terdekat kita agar tetap sehat dan terbebas dari penularan virus Covid-19. (*)

Baca juga: OPINI DR H Aji Sofanudin : Taawun untuk Indonesia

Baca juga: Opini Ir Sumarwanto, MT: Mencapai Generasi Emas dengan Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME

Baca juga: OPINI : Peringatan Kemerdekaan dan Kebhinnekaan

Baca juga: OPINI Dr HM Hartopo, MM, MH : Sinergi Atasi Pandemi, Semangat Mengubah “Tersangka” Menjadi “Jawara”

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved