Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Mengintip Dharma Boutique Roastery Tempat Pengolahan Kopi Tertua di Kota Semarang yang Masih Eksis

Tajamnya aroma kopi tercium dari kejauhan saat melintas di Jalan Wotgandul Barat, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Semarang Tengah.

Penulis: budi susanto | Editor: galih permadi

Di dalam bekas pabrik itu masih tertata rapi mesin-mesin besar untuk mengolah biji kopi berusia ratusan tahun.

Bahkan kondisi mesin produksi itu bisa dibilang utuh, dan masih terawat betul, lantaran masih dirawat oleh Dharmowiyono.

Setidaknya ada 4 alat untuk menggoreng kopi yang bisa memproduksi 5 sampai 10 kilogram biji kopi kurang dari 20 menit.

Merek dengan nama Edesche Machinefabriek buatan Belanda juga masih tertempel pada alat penggoreng kopi skala industri itu.

Dharmowiyono menyebutkan, alat-alat tersebut sudah tidak digunakan, karena bahan bakar yang digunakan adalah gas dan mesin diesel besar.

“Zaman dikelola ayah saya menggunakan gas, waktu itu Pemerintah Kota Semarang masih mengalirkan gas bawah tanah. Dan kala dipegang kakek saya, alat untuk menggerak mesin adalah mesin diesel kapal, itu juga diberi oleh Belanda, karena waktu itu ada paksaan oleh penjajah untuk produksi kopi yang over kapasitas,” ujarnya.

Di tengah mengenang kejayaan industri kopi nusantara yang dijalankan kakek dan ayahnya, Dharmowiyono mengatakan, kini industri tersebut ia jalankan.

“Meski tak seramai dulu, namun masih ada harapan karena progres penjualan di tempat ini baik. Pelanggan saya terus bertambah, bahkan dari berbagai daerah,” ucapnya.

Tempat pengolahan biji kopi milik Dharmowiyono juga menjadi rujukan sejumlah caffe untuk mencari biji kopi berkualitas.

Dalam sehari tempatnya bisa memproduksi sekitar 10 kilogram lebih biji kopi yang dikirim ke beberapa daerah.

“Kalau dibilang sekarang terdampak pandemi pasti terdampak, namun masih bisa berjalan. Tentunya beda jika dibandingkan saat era kakek saya, karena dulu mengolah berpuluh-puluh ton kopi untuk ke beberapa negara,” imbuhnya.

Dharmowiyono menambahakan, kopi yang ia jual berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Papua, Sumatra, Bali, Jawa Tengah dan daerah lainya.

“Kalau dulu paling banyak dibeli kopi jenis robusta, produksinya juga banyak. Namun kini bisa dikatakan bervariatif, semakin banyak kedai kopi, semakin banyak pula permintaan dan jenis kopi yang diminati,” tambahnya.(*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved