Berita Internasional
Komandan ISIS-K Mengaku Pernah Beroperasi dengan Taliban: Tak Sejalan, Kami Pindah ke ISIS
"Kami (pernah) beroperasi di jajaran Taliban. Namun, mereka tidak sejalan dengan kami dalam hal kepercayaan, jadi kami pindah ke ISIS," ungkapnya.
Kendati demikian, Pentagon enggan mengungkapkan apakah dua militan ISIS-K yang tewas terlibat langsung dengan insiden bom bunuh diri.
"Mereka adalah perencana dan fasilitator ISIS-K. Itu alasan yang cukup (untuk membunuh mereka)" ujar juru bicara John Kirby.
"Fakta bahwa dua individu itu tak lagi berjalan di muka bumi adalah hal yang baik."

AS Janjikan Serangan Lanjutan
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menjanjikan serangan lebih lanjut terhadap ISIS-K, afiliasi Kelompok Negara Islam (IS) di Afghanistan.
Serangan ini merupakan pembalasan atas insiden bom bunuh diri yang mematikan pada Kamis.
Dalam insiden tersebut 175 orang tewas, termasuk 13 tentara AS.
"Serangan ini bukan yang terakhir. Kami akan terus memburu siapapun yang terlibat dalam serangan keji itu dan membuat mereka membayarnya," kata Biden dalam sebuah pernyataan, Sabtu.
"Komandan kami memberi tahu saya bahwa serangan sangat mungkin terjadi dalam 24-36 jam ke depan."
"Saya mengarahkan mereka untuk mengambil setiap tindakan yang mungkin untuk memprioritaskan perlindungan kekuatan," imbuhnya.
Meski mengklaim anggotanya ada yang menjadi korban bom bunuh diri, Taliban mengutuk serangan AS terhadap ISIS-K.
Namun, melalui juru bicaranya, Zabihullah Mujahid, Taliban mengimbau agar AS dan negara-negara Barat lainnya untuk mempertahankan hubungan diplomatik setelah penarikan mereka, yang diharapkan segera selesai.
Dilansir Reuters, Mujahid juga mengatakan Taliban diperkirakan akan mengambil kendali penuh atas bandara Kabul dalam waktu dkat, begitu pasukan AS pergi.
Pihaknya juga akan mengumumkan kabinet baru dalam beberapa hari mendatang.
Saat ditanya apakah akan ada perempuan dalam kabinet baru Afghanistan, Mujahid menjelaskan hal tersebut menjadi keputusan kepemimpinan.