Berita Pendidikan
Mantan Mendikbud Prof M Nuh Beberkan Strategi Pengembangan Perguruan Tinggi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2009-2014 ini membeberkan sejumlah strategi dan pengelolaan manajerial perguruan tinggi.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: moh anhar
Ekosistem yang dimaksud yakni sesama perguruan tinggi Nahdlatul Ulama terus bersinergi membentuk kekuatan bersama.
Bukan sebagai pesaing atau kompetitor, tetapi partner.
"Saat ini sudah tidak lagi berbasis pada kompetisi kalah dan menang, misalnya antara Unwahas dengan Unissula (Universitas Islam Sultan Agung), atau dengan Universitas Islam NU Jepara. Atau dengan UIN dan Universitas NU yang lain. Mungkin dulu bersaing, sekarang ngapain bersaing," ucapnya.
Ke depan Unwahas diharapkan bisa membangun ekosistem.
Upaya ini dalam rangka menyongsong reuni akbar 100 tahun NU yang jatuh lima tahun lagi.
Dengan begitu, pada saat reuni akbar 100 tahun NU, ada sesuatu yang bisa ditampilkan dan dibanggakan dari universitas Nahdlatul Ulama.
"Saya kira kita harus memberikan hadiah pada para pendiri NU. Pada reuni akbar itu kan para tokoh NU melihat anak cucunya, apakah anake pada mlarat kabeh, opo podo tukaran (apakah anaknya miskin atau saling berantem)," ucap M Nuh.
Ia melanjutkan, organisasi atau perguruan tinggi mau berubah namun harus menghilangkan sejumlah penyakit.
Antara lain, nyaman di zona saat ini, enggan melakukan akselarasi atau percepatan, tidak mau beradaptasi, dan sebagainya.
Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia ini mengungkapkan sempat meneteskan air mata kesedihan saat datang ke Unwahas pada 5 dan 10 tahun yang lalu.
Namun saat ini Unwahas dinilai telah berubah, dan dia meneteskan air mata kebahagiaan.
"Saya bersyukur betul ada pengembangan terus. Memang jargonnya itu nothing big start big, tidak ada yang besar itu ujug ujug besar, awalnya kecil terus tumbuh dan tumbuh," katanya.
Ia mengandaikan organisasi perguruan tinggi seperti dalam ilmu kesehatan, bermula dari obgyn atau kandungan, lalu ada tingkat anak, kemudian dewasa.
Dan saat semakin besar tersebut, semakin banyak penyakit.
"Organisasi juga begitu, kalau masih awal tidak ada penyakit. Kalau tumbuh besar ada penyakitnya. Siapa yang bisa mengelola penyakit tiap fase, akan bisa terus tumbuh," tandasnya.