Berita Pendidikan
Mahasiswa Bersiaplah, Beberapa Perguruan Tinggi di Jateng Gelar PTM Pekan Depan
Pimpinan kampus perguruan tinggi di Jateng merencanakan memulai PTM dalam waktu dekat ini seiring penurunan level PPKM.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah hanya menyisakan dua daerah yakni Purworejo dan Magelang yang berstatus Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.
Selain dua daerah tersebut, sudah turun level menjadi 3 dan 2. Artinya, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas selain di dua daerah tersebut diperbolehkan.
Turunnya level PPKM ini disambut suka cita perguruan tinggi.
Pimpinan kampus merencanakan memulai PTM dalam waktu dekat ini.
Baca juga: Madrasah di Karanganyar Belum Bisa Terapkan Pembelajaran Tatap Muka, Masih Menunggu Regulasi
Rencananya, Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang akan melaksanakan uji coba terlebih dahulu pada Oktober 2021 hingga akhir tahun.
Baru pada awal 2022 pembelajaran tatap muka atau full akan dilaksanakan, itu pun dengan melihat situasi dan kondisi.
Sementara, Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang akan memulai PTM pada Oktober atau November 2021.
Pihak kampus tengah mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan terlebih dahulu.
Sedangkan Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) dan Universitas Sebelas Maret atau UNS akan memulai perkuliahan pada pekan depan.
Berdasarkan rapat pimpinan kampus, proses pembelajaran jarak jauh di Universitas Semarang (USM) akan berlanjut hingga akhir tahun ini.
Dengan sejumlah pertimbangan, PTM akan dimulai pada awal 2022.
Rektor Unika Soegijapranata, Ferdinand Hindiarto menyatakan, pada Oktober 2021 pihaknya akan mempersiapkan diri dengan melaksanakan uji coba atau simulasi terlebih dahulu.
"Kami mempersiapkan diri dari segi fasilitas dan sebagainya untuk memulai pembelajaran offline (PTM). Intinya kami patuh pada kebijakan pemerintah," kata Ferdinand, Jumat (3/9/2021).
Menurutnya, bangku perkuliahan tidak seperti sekolah dasar atau menengah yang mana siswanya terzonasi.
Sedangkan di perguruan tinggi, peserta didik berasal dari sejumlah daerah, bahkan dari luar Jawa dan luar negeri.
