Berita Lamongan
Harga Telur Ayam Anjlok di Kisaran Rp 14.000/kg, Produsen Bagikan Gratis pada Warga
Produsen telur ayam di Lamongan, Jawa Timur kolaps karena harga telur anjlok. Harga jual telur sangat murah, tak sebanding dengan biaya produksi
Produsen Bagikan Gratis pada Warga
Harga Telur Ayam Anjlok di Kisaran Rp 14.000/kg Produsen Bagikan Gratis pada Warga
TRIBUNJATENG.COM, LAMONGAN - Produsen telur ayam di Lamongan, Jawa Timur kolaps karena harga telur anjlok. Harga jual telur sangat murah, tak sebanding dengan biaya produksi, termasuk kebutuhan pakan.
Kondisi tersebut membuat pemilik ayam petelur ini tidak berbuat banyak, dan pasrah dengan keadaan. Para produsen semakin terpuruk, ada yang mengambil keputusan untuk mengafkirkan (menjual) ayamnya yang masih produktif, bahkan dengan harga murah.
Sementara sejumlah produsen lain juga mengosongkan kandangnya. Kandang dibiarkan mangkrak dengan sisa kotoran ayam tak terurus. Di antara mereka ada yang membiarkan telur-telur yang dihasilkan tergeletak begitu saja di kandang.
Bahkan, ada yang sampai mengundang warga untuk mengambil telur dengan gratis. "Mau dengan cara apa lagi agar peternak ayam petelur ini terbantu dengan harga yang wajar," kata Hardi, produsen telur ayam asal Mantup, Lamongan, Selasa (7/9).
Warga pun menyambut gembira pola sedekah peternak yang memberinya telur gratis. "Ini tadi dikasih tahu pak Tono (seorang pekerja di kandang) kalau ada pembagian telur gratis. Tapi suruh ambil sendiri, " ucap seorang warga, Sholikhah.
Hardi menuturkan, ongkos produksi telur ayam saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual, sehingga membuat produsen semakin terpuruk. Harga telur ayam Rp 14 ribu/kg membuat para peternak tersengal-sengal, di mana harga normal Rp 20 ribu/kg.
Tidak ingin menanggung rugi yang berkepanjangan, pola jual ayam yang masih produktif ini terpaksa ia lakukan. "Istilah ayam petelur disulap jadi pedaging. Ayam yang dijual itu untuk dipotong oleh pembeli, jadi ayam potong," jelasnya.
Menurut Hardi, dengan kondisi harga telur yang turun drastis, pihaknya harus menyiasati dengan berbagai cara, termasuk pengadaan pakan. "Meski begitu, tetap saja rugi sekitar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta per 1.000 ekor," terangnya.
Selama harga telur anjlok, ia mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 100 juta, terhitung sejak Agustus lalu. Pemilik 3.000 ekor ayam petelur itu menyebut, produsen akan mendapat untung jika harga telur Rp 20 ribu/kg ke atas.
"Sekarang ini tidak seimbang, antara biaya pakan dengan harga jual telur. Ajur mas," paparnya, yang juga dibenarkan produsen lain, Sukariyono.
Hal serupa juga dikeluhkan peternak ayam petelur di Karangasem. Kondisi itu terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Harga yang semula berada di kisaran angka Rp 18.000-Rp 19.000 per kg di tingkat produsen, kini anjlok menjadi Rp 14.400/kg.
Terendah
Nyoman Sumadi, peternak telur dari Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Karangasem, menyatakan, harga telur anjlok terus. Harga Rp 14.400/kg adalah yang terendah sejak 10 tahun terakhir. Sebelumnya harga telur di tingkat produsen cenderung stabil. Seandainya turun, selisihnya tidak banyak.
"Harga Rp 14.400/kg adalah harga terendah sejak 10 tahun terakhir. Makanya banyak peternak telur yang mengeluhkan kondisi ini. Penghasilan tak sesuai dengan biaya pengeluaran, perawatan, dan operasionalnya," tuturnya.