Berita Rembang
Deteksi Keberadaan Macan Tutul, Kementerian LHK Pasang Camera Trap di Hutan Rembang
Kementerian LHK Republik Indonesia mendeteksi keberadaan macan tutul dan beberapa jenis satwa langka lain di wilayah Kabupaten Rembang.
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia mendeteksi keberadaan macan tutul dan beberapa jenis satwa langka lain di wilayah Kabupaten Rembang.
Tepatnya di area pegunungan Lasem.
Indikasi keberadaan satwa liar terancam punah tersebut muncul setelah warga setempat memberi kesaksian sempat melihat jejak kehidupan macan tutul dan hewan dilindungi lainnya.
Baca juga: Seluruh Bioskop di Semarang Sudah Beroperasi, Siapkan Scan Barcode Peduli Lindungi bila Mau Nonton
Baca juga: Hulk Milik PSIS Siapkan Mental Tinggi Hadapi Bomber Persiraja pada Lanjutan Liga 1 Sabtu Besok
Baca juga: Lapas Pekalongan Bikin Simulasi Kebakaran, Latih Petugas Gerak Cepat
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem pada Kementerian LHK Wiratno bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah memasang 4 unit camera trap (kamera jebakan) di hutan wilayah gunung Lasem untuk memantau keberadaan hewan langka.
"Di antara hal yang mendorong saya datang ke sini adalah keberadaan macan tutul. Kemudian kami gandeng BKSDA Jateng untuk memasang kamera trap di 4 titik di gunung Lasem," papar Wiratno usai memasang camera trap, Jumat (17/9/2021).
Dia menyebut, selain dugaan keberadaan macan tutul, ada pula hewan terancam punah lain. Di antaranya merak hijau dan elang laut.
Dia menambahkan, camera trap yang telah dipasang akan dicek setiap bulan untuk mengetahui keberadaan satwa-satwa liar tersebut.
Teknisnya akan dilakukan oleh Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kebonharjo selaku pengelola kawasan setempat.
Baca juga: Dua Pemain PSIS, Septian David Maulana dan Pratama Arhan, Dipanggil ke Tac Timnas Senior
Baca juga: Dindukcapil Banjarnegara Datangi Rumah Warga Tak ber-KTP: Kita Bikinkan
Baca juga: Solusi AKP Fandy ke Buruh Pabrik Demak Lawan Arus Saat Pulang Kerja: Bikin Portal dan Jalur Khusus
"Kalau memang didapati (ada satwa langka), akan dilindungi. Tidak boleh diburu. Akan kami upayakan sumber mata air di sini dengan cara menanam tumbuh-tumbuhan. Sebab di sini hujan hanya turun selama tiga bulan tiap tahunnya," tandas Wiratno. (*)