Berita Solo
Kisah Pasutri dan 7 Anaknya Tidur di Angkringan Jualan karena Disuruh Pergi karena Nunggak Bayar Kos
Suami dan istri beserta 7 anaknya tidur di gerobak angkringan yang sehari-hari mereka pakai jualan, Kamis (16/9).
TRIBUNJATENG.COM -- Bisa dibayangkan gerobak untuk jualan angkringan ukurannya seberapa. Nah, angkringan tempat berjualan itu, sekaligus digunakan untuk tidur pasangan suami istri, beserta 7 anak-anaknya.
Sudah lima hari mereka tidur di angkringan karena nunggak bayar kos 2 bulan. Entah ke mana mereka akan berteduh.
Pasangan suami istri, Cahyo Yulianto (52) bersama istri Wiwin Hariyati (48) beserta tujuh anaknya terpaksa tidur di warung angkringan tempat mereka berjualan setelah diusir dari tempat kos.
Mereka sebelumnya tinggal di kawasan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Karena menunggak uang indekos selama dua bulan, mereka diminta keluar oleh pemilik rumah kos. Mereka tidur di warung angkringan, lima hari terakhir ini.
Warung angkringan tempat mereka berjualan terletak di kawasan Jalan Solo-Semarang, tepatnya di trotoar depan SMPN 3 Kartasura.
"Baru lima hari ini tidur di sini (warung) karena tidak bisa bayar kos-kosan. Sebelumnya saya kos di Colomadu sudah empat bulan, tapi yang dua bulan tidak bisa bayar. Sama yang punya kos suruh pergi kalau tidak bisa bayar," kata Wiwin ditemui di warung angkringan, Kamis (16/9).
Wiwin mengatakan sudah meminta waktu untuk melunasi uang pembayaran yang menunggak dua bulan, tetapi oleh pemilik rumah kos tidak diberikan kesempatan.
Wiwin dan keluarganya diminta untuk meninggalkan rumah kos dari kawasan Colomadu. Dengan berat hati, Wiwin bersama suami dan anak-anaknya pun meninggalkan rumah kos dan tinggal sementara di warung angkringan sampai sekarang.
"Saya sampai nangis. Saya minta tempo waktu pembayaran, tapi tetap tidak bisa. Kami disuruh harus bayar hari itu juga. Kalau tidak bisa suruh pergi," terang dia.
Warga Giringan, Kartasura, ini mengaku berjualan makanan di warung angkringan di kawasan Jalan Solo-Semarang selama enam tahun.
Punya 13 anak
Wiwin mengatakan, sebenarnya memiliki 13 anak, tetapi masuk kartu keluarga (KK) baru 10 anak. Sedangkan tiga lainnya belum dimasukkan dalam KK. Anaknya yang paling kecil usianya enam tahun dan paling besar usia 31 tahun.
"Di sini yang ikut tidur dengan saya tujuh anak dan suami. Jadi ada sembilan orang. Yang lainnya kerja dan tidur di kerjaannya. Cuma kalau makan ke sini," ungkap dia.
Wiwin dan keluarga tidak memiliki tempat tinggal yang tetap. Dia selalu berpindah-pindah rumah kos sebagai tempat tinggal sementara. "Saya sudah 30 kali pindah tempat (rumah kos)," kata dia.
Peristiwa yang dialami Wiwin dan keluarga sempat viral di media sosial. Berbagai bantuan pun datang. "Rencana mau cari kos baru buat anak-anak. Tapi nanti, untuk jualan masih tetap di sini," kata Wiwin.