Berita Regional
Cerita Nakes Selamat dari KKB di Kiwirok: Lompat Jurang Tetap Dikejar, Dianiaya & Dilecehkan
Aksi brutal KKB Papua yang menyerang ke Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, pada Senin (13/9/2021) menyisakan cerita yang menyedihkan di tengah para
"Saat menemukan ketiga suster, mereka langsung kumpulkan dan melakukan tindakan tidak manusiawi. Ketiganya ditelanjangi, disiksa, wajahnya dipukul bahkan ada yang ditikam. Membuat ketiga suster ini tidak berdaya dan pingsan," cerita Ola.
Beruntung suster A dan Kristina Sampe Tonapa berhasil selamat dan sadar dari pingsannya.
Sementara suster Gabriella meninggal dunia.
Dua korban terakhir yakni Kristina dan Gabriela baru ditemukan dua hari setelah penyerangan yakni pada Rabu (15/9/2021) pukul 15.30 WIT.
Pada Jumat (17/9/2021), anggota TNI berhasil mengevakusi 9 dari 11 tenaga kesehatan dan 1 personel TNI korban penyerangan KKB.
Sembilan tenaga kesehatan yang selamat dari kekejaman KKB di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua dievakuasi untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
"Pada sortie pertama ini kita berhasil mengevakuasi 10 orang terdiri dari 1 prajurit TNI yang mengalami luka tembak dan 9 tenaga kesehatan, yaitu 1 dokter, 3 perawat wanita dan 5 mantri," ujar Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Bambang Trisnohadi, Jumat.
Nakes Diimbau Tinggalkan Pegunungan Bintang
Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih (IKA FKM Uncen) menyerukan pada para tenaga kesehatan (nakes) untuk meninggalkan Pegunungan Bintang.
Hal itu menyusul aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata KKB Papua di Pegunungan Bintang (Pegubin).
Diketahui bersama KKB Papua membakar sekolah dasar, puskesmas dan menyerang tenaga kesehatan di Kiwirok pada Senin (13/9/2021).
Dalam aksi tersebut, Gabriella Meilani tenaga analis kesehatan pada Puskesmas Kiwirok gugur,tenaga medis lainnya yang mengalami luka-luka.
IKA FKM Uncen meminta kepada Gubernur Papua Lukas Enembe dan Bupati Pegunungan Bintang Spei Yan Bidana untuk memberikan jaminan keamanan kepada tenaga kesehatan di Pegunungan Bintang.
"Kami mengutuk tindakan ini, karena ini tindakan biadap yang tidak berperi kemanusiaan, entah kelompok teroris atau apa,"kata Ketua IKA FKM Uncen, Yulianus Dwaa melalui rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com,Sabtu (18/9/2021).
"Kami minta dalam 3x24 jam harus ada jaminan keamanan yang diberikan kepada tenaga kesehatan,"ujarnya.