Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dongeng Biji dan Serbuk Ajaib Si Pako

Inilah dongeng Biji dan Serbuk Ajaib Si Pako. Pako ingin sekali melanjutkan sekolah ke SMA. 

Penulis: non | Editor: abduh imanulhaq
Bobo.grid.id
Dongeng Biji dan Serbuk Ajaib Si Pako 

Ia makan banyak sehingga kedua dayangnya sangat senang.

Bibi Tinka mendengar kabar tentang perubahan itu. 

Ia segera datang ke lantai tujuh. Ia melihat pohon ajaib yang menjulang sampai ke atap puri.

"Ini bahaya. Pohon aneh ini harus segera ditebang!" pikir Bibi Tinka, 

lalu menyuruh beberapa prajurit untuk menebang pohon itu.

Seminggu kemudian Pako kembali ke halaman istana. 

Ia melihat pohonnya sudah tidak ada. 

Jadi ia menaruh lagi satu biji ajaib dan mulai menyiraminya dengan air kolam.

Setelah pohonnya mencapai atap puri, Pako memanjat dan akhirnya masuk ke kamar Putri Lila.

Dua prajurit yang berjaga terkejut melihat pohon aneh itu tumbuh lagi. 

Mereka bergegas menebangnya.

Braaaak!! Pohon itu pun tumbang.

"Waah, kita tidak bisa turun. Pohonku ditebang lagi!" kata Pako ketika melihat dari jendela. 

Ketika itulah, pintu kamar Putri Lila dibuka dari luar.

"Nah, ada penjahat kecil rupanya!" seru Bibi Tinka. 

Dua prajurit maju akan menangkap Pako.

Namun, Pako sudah siap dengan serbuk ajaibnya. 

Ia menaburkan bubuk ajaib itu ke arah Bibi Tinka dan dua prajurit.

Zeep zeep zeep! Ketiga orang itu menjadi sekecil biji catur. 

Putri Lila segera memasukkan mereka ke dalam tas kecilnya.

"Sekarang, ayo kita menghadap ayahku!" ajak Putri Lila. Raja sangat terkejut melihat putrinya.

"Lo, ini kan belum liburan sekolah. Mengapa kau sudah kembali? 

Dan mengapa wajahmu pucat sekali?" tanya Raja.

Putri Lila menceritakan apa yang terjadi. Ia mengeluarkan Bibi Tinka dan dua prajurit dari dalam tas.

"Lila, berapa lama kamu dikurung di puri?"

"Dua bulan sebelas hari, Ayah!" jawab Putri Lila.

"Baiklah, kalau begitu nanti Bibi Tinka juga harus dikurung selama dua bulan sebelas hari di puri lantai tujuh. 

Mudah-mudahan setelah menjalani hukuman, Bibi Tinka menjadi insaf."

"Dan dua prajurit itu akan dipindahkan untuk menjaga pos di Padang Gurun. Lalu... kamu dan Pako..." Raja berpikir sejenak. 

Pako berdebar-debar menunggu lanjutan perkataan Raja.

"Kalian berdua harus sekolah di luar negeri!" sambung Raja.

"Horeee....!!" sorak Pako di dalam hati. 

Pako berulang-ulang mengucapkan terima kasih pada baginda raja. 

Juga kepada kurcaci yang telah memberinya benda-benda ajaib. 

Berkat semua itu, ia bisa melanjutkan sekolahnya.

(Dok. Majalah Bobo)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved