Berita Purbalingga
90 Siswa SMPN 4 Mrebet Positif Covid-19 PTM Terbatas di Purbalingga Langsung Disetop
Sebanyak 90 siswa SMPN 4 Mrebet, Purbalingga dinyatakan positif Covid-19 seusai dilakukan tes antigen, Senin (20/9).
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA -- Sebanyak 90 siswa SMPN 4 Mrebet, Purbalingga dinyatakan positif Covid-19 seusai dilakukan tes antigen, Senin (20/9). Kasus positif Covid-19 itu ditemukan saat tahap persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Purbalingga kemudian menggelar apel penjemputan di gedung eks-SMPN 3 Purbalingga, Selasa (21/9) pukul 08.00.
Puluhan siswa itu kemudian dijemput tim Satgas Covid-19 Purbalingga dan akan dikarantina di gedung eks-SMPN 3. Namun belakangan, para siswa dikarantina di sekolah mereka.
Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, Hanung Wikantono mengatakan, penjemputan dilakukan menggunakan bus milik Dinas Perhubungan Kabupaten Purbalingga.
"Penjemputan dibantu oleh armada dari Dinas Kesehatan, Satpol PP dan BPBD Kabupaten Purbalingga," kata Hanung.
Dinas Kesehatan Purbalingga sebelumnya melakukan swab antigen terhadap 337 siswa SMPN 4 Mrebet Purbalingga. "Hasilnya ditemukan 90 siswa yang positif dari hasil rapid test antigen," katanya.
Dihentikan sementara
Oleh karena ditemukan kasus positif, mulai hari ini Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas di SD dan SMP Purbalingga dihentikan sementara.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga, Tri Gunawan Setyadi, mengatakan PTM mulai dilaksanakan belum ada data yang jelas dari setiap sekolah, terutama kesiapan sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan.
Dia menegaskan, penghentian uji coba PTM di sekolah-sekolah mulai diberlakukan, Selasa (21/9). Ia akan mengumpulkan seluruh kepala SD dan SMP serta Koordinator Wilayah (Korwil) untuk membahas kesiapan pelaksanaan uji coba PTM.
"Kami akan menginventarisasi kesiapan masing-masing sekolah. Harusnya sebelum pelaksanaan ujicoba PTM ada monitoring dari Tim Satgas Covid-19 kabupaten dan kecamatan," ungkapnya.
Menurutnya, belum semua sekolah melakukannya karena standar penerapan protokol kesehatan belum dilaksanakan sepenuhnya.
Tiwi: Sebagian Besar Siswa Hanya OTG
BUPATI Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, berdasarkan informasi dari lepala SMPN 4 Mrebet, ditemukannya kasus positif terjadi pada saat tahap persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
"SMPN 4 Mrebet mengatakan akan dilakukan persiapan PTM yang didahului dengan vaksinasi dan antigen pada seluruh siswa. Dari 300-an siswa, ternyata 90 siswa di antaranya terkonfirmasi positif (Covid-19," ujar Tiwi saat meninjau SMPN 4 Mrebet, Selasa (21/9).
Selanjutnya, ke-90 siswa kemudian dikumpulkan untuk menjalani isolasi terpusat yang bertempat di ruang-ruang kelas SMPN 4 Mrebet.
Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Purbalingga kemudian menyiapkan sarana dan prasarana serta tenaga kesehatan di lokasi isolasi terpusat.
"Sebagian besar mereka hanya OTG. Oleh karena ini baru dilakukan antigen, jadi untuk memastikan setelah ini dari Dinkes akan melakukan tes PCR kepada 90 siswa. Jadi nanti yang betul-betul dari hasil tes PCR positif itu yang melakukan isolasi terpusat," kata Tiwi dalam rilis yang diterima Tribun Jateng.
Dia meminta, orang tua ke-90 siswa tersebut tetap tenang karena anak-anak mereka tetap dalam pantauan ketat dari tim kesehatan dan mendapatkan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai. Setelah hasil tes PCR keluar, maka akan dilakukan tracing terhadap mereka yang kontak erat dengan siswa yang positif.
Atas kejadian ini, Tiwi menegaskan, pelaksanaan PTM di Kabupaten Purbalingga ditunda sementara sampai dengan adanya evaluasi lebih lanjut.
"Kami akan membuat SOP (standard operational procedure-Red) yang lebih rigid lagi terkait pelaksanaan PTM," ungkapnya.
Sementara itu Ketua DPRD Purbalingga, HR Bambang Irawan mengatakan, seringkali ada sekolah-sekolah yang 'kucing-kucingan' melakukan PTM tanpa adanya koordinasi dari Tim Gugus Tugas. Oleh karenanya ia meminta bupati bersikap tegas terhadap sekolah yang melakukan praktik demikian.
"Bagi sekolah-sekolah negeri khususnya yang berani melakukan seperti itu tanpa adanya koordinasi, mestinya diberi punishment. Bila perlu berhentikan kepala sekolahnya," lanjutnya.
Ia menambahkan, berdasarkan data cakupan vaksinasi dosis 1 Kabupaten Purbalingga masih berkisar 22 persen. Artinya standarisasi kelayakan untuk melaksanakan PTM masih sangat mengkhawatirkan. "Karena masih memungkinkan guru-guru yang mengajar itu juga belum divaksin dan risikonya kembali kepada anak-anak kita," ungkapnya. (jti)
Baca juga: Menteri Desa Apresiasi Sinergi Semen Gresik dan Bumdes di Rembang
Baca juga: Kepala Rutan Bareskrim Diperiksa Propam Polri Terkait Penganiayaan Irjen Napoleon terhadap Kece
Baca juga: Cedera Edouard Mendy Tak Kunjung Sembuh, Periode Emas Chelsea Terhenti saat Lawan Manchester City?
Baca juga: Kiper AC Milan Dapat Pelecehan Rasial dari Suporter Tim Zona Degradasi Juventus, Tanggapannya Elegan