Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Purwakarta

Lezatnya Makanan Tradisional dan Suasana Hutan di Leuweung Seni Purwakarta

Wisata kuliner di malam hari memang sangat menyenangkan, apalagi jika lokasinya merupakan tempat yang unik.

Editor: sujarwo
Tribun Jabar/Irvan Maulana
Suasana tempat wisata kuliner malam Leuweung Seni, Kelurahan Ciseureuh, Kabupaten Purwakarta, Jumat (24/9/2021). 

TRIBUNJATENG.COM - Wisata kuliner di malam hari memang sangat menyenangkan, apalagi jika lokasi berwisata kuliner tersebut merupakan tempat yang unik.

Di Kabupaten Purwakarta banyak tempat wisata kuliner yang unik, bahkan berbagai konsep tempat kuliner bermunculan dengan ciri khas yang menarik.

Satu di antaranya berlokasi di Kelurahan Ciseureuh, Kabupaten Purwakarta.

Lokasi ini awalnya merupakan sanggar seni yang berdiri di lahan Perhutani. Namun seiring berjalannya waktu tempat tersebut diubah menjadi lokasi singgah para pelancong yang diberi nama Leuweung Seni.

Pengelola Leuweung Seni Iyus Mankamal mengatakan, dia awalnya pengelola sanggar seni sekaligus ketua Lembaga Masyarakat Daerah Hutan (LMDH) Kelurahan Ciseureuh.

"Berkaca dari masa pandemi yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini, kami berpikir bagaimana cara mengaktifkan sanggar seni yang mulai vakum. Untuk para pekerja seni yang tidak punya penghasilan, cara ini jadi solusi sementara," ujar Iyus ketika diwawancara Tribun di Leuweung Seni, Kabupaten Purwakarta, Jumat (24/9/2021).

Lantas sanggar seni yang berlokasi di wilayah hutan tersebut disulap Iyus dan kawan-kawan menjadi kawasan tempat singgah yang ikonik.

"Sebenarnya saya bertujuan agar para pekerja seni yang tidak bisa pentas, bisa makan di sini, para pelaku UMKM juga bisa berjualan selama pandemi ini. Maka dari itu terciptalah Leuweung Seni ini," kata dia.

Tidak hanya didesain sebagai kedai kuliner, Iyus mengatakan, Leuweung Seni juga sebagai pusat pelestarian budaya dan seni.

"Di sini ada sanggar tari, ada padepokan pencak silat. Jadi bukan kafe, sebetulnya. Tapi kita buat kedai makan yang tujuannya melestarikan kuliner lokal," kata Iyus.

Selain tempatnya yang cukup asri dan unik, makanan yang disajikan di sana juga sangat khas, yakni kuliner khas Sunda yang memang sudah sulit ditemukan di tempat lain.

"Sepeti di luaran sana orang sangat sulit menemukan angeun tutut (sop keong sawah), yang di mana makanan tersebut merupakan kuliner lokal warisan karuhun," kata dia.

Terlihat stand kuliner di sana memang didominasi oleh kuliner lokal, mulai goreng ketan, angeun tutut, combro (makanan olahan singkong), hingga lotek dan karedok (gado-gado).

Mengenai harga yang ditawarkan, Iyus mengatakan, tidak boleh ada harga mahal yang ditawarkan.

"Saya ingin semua kalangan bisa menikmati, dengan uang Rp 10 ribu, pengunjung sudah bisa pesan bandrek, combro, dan goreng ketan. Satunya hanya Rp 2 ribu. Biar kesannya orang ke sini nanti tidak takut kurang uang. Tujuan awal kita hanya ingin melestarikan budaya, baik makanannya maupun keseniannya," kata Iyus.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved