Berita Viral
Putri Jenderal Korban G30S/PKI Ini 20 Tahun Sembuhkan Trauma di Desa Kecil, Dihantui 1 Pertanyaan
Wanita ini berjuang mengobati luka batin karena memori pembunuhan ayahnya atas peristiwa G30S/PKI
TRIBUNJATENG.COM - Selama 20 tahun putri jenderal ini menyembuhkan traumanya.
Ia menyepi di sebuah desa terpencil tanpa listrik.
Kekejaman pembantaian para jenderal TNI menjadi salah satu bagian tidak terhindarkan dari G30S/PKI.
Para jenderal yang dibunuh kemudian jasadnya dibuang di Lubang Buaya itu kemudian dikenal sebagai Pahlawan Revolusi.
Baca juga: Sinopsis Drakor Tunnel Episode Terakhir 16, Akhir Perjuangan Kwang Ho Tangkap Pembunuh Berantai
Baca juga: Yosef Sempat Telepon ke Amalia Pagi saat Penemuan Mayat Ibu dan Anak di Bagasi Alphard, Ini Katanya
Namun semua orang tahu, menjadikan mereka Pahlawan Revolusi tidak akan mengembalikan nyawa mereka lagi.
Padahal mereka juga memiliki keluarga dan orang-orang yang menyayangi mereka, yang kehilangan jika para jenderal tersebut tewas terbunuh.
Salah satunya adalah Achmad Yani, yang pembantaiannya menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarganya.
Ialah Amelia Achmad Yani, putri Jenderal Achmad Yani.
Wanita ini berjuang mengobati luka batin karena memori pembunuhan ayahnya atas peristiwa G30S/PKI.
Tahun 2017, terungkap bahwa Amelia Yani pernah tinggal lebih dari 20 tahun di sebuah desa kecil guna menepi dari keramaian kota.
Ia berdamai dengan keadaan di desa tersebut.
Di desa itu ia malah bertemu dengan anggota keluarga keturunan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang disebut-sebut dalang peristiwa G30S/PKI.
Tahun 2017 itu tepatnya 10 Oktober 2017, Amelia Yani diwawancara oleh wartawan Kompas.com, Widianti Kamil, di Sarajevo, dalam tugasnya sebagai Duta Besar Indonesia untuk Bosnia-Herzegovina.
Ingatannya terhadap peristiwa G30S/PKI muncul sebagai peristiwa kelam memasuki bulan September.
"Seperti sebuah potret yang berjalan," kata Amelia.