Berita Semarang
Hendi Perluas Pengembangan Revitalisasi Kota Lama Semarang, Kawasan Kampung Melayu Dibenahi
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengungkapkan bahwa pengembangan kawasan wisata heritage Semarang Lama telah dilanjutkan ke wilayah Dadapsari.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengungkapkan bahwa pengembangan kawasan wisata heritage Semarang Lama telah dilanjutkan ke wilayah kelurahan Dadapsari.
Wilayah tersebut nantinya akan dikembangkan menjadi kawasan wisata heritage Kampung Melayu, di Kota Semarang. Peletakan batu pertama pun telah dilaksanakan, Kamis (1/10).
Hal tersebut dipaparkan Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu di hadapan Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota Semarang beberapa waktu lalu.
Baca juga: Sempat Diterpa Isu Negatif, Jumani Akhirnya Dilantik Bupati Haryanto sebagai Sekda Pati
Baca juga: Antisipasi Potensi Pohon Tumbang, DPUPR Karanganyar Rapikan Pohon di Kawasan Publik
Baca juga: Operasi Patuh Candi 2021, Bukan Hendak Menilang, Polres Tegal Gelar Bilik Vaksin Covid-19 Gratis
Dikatakannya, Kampung Melayu memiliki potensi wisata historis yang kuat.
Salah satunya dengan adanya Masjid Layur yang dibangun pada 1802, serta adanya Masjid Sholeh Darat.
Masjid Layur merupakan salah satu potensi yang nantinya dapat menarik wisatawan dari luar kota untuk datang ke Kota Semarang.

”Jadi saya optimistis, Kampung Melayu bisa menjadi daya tarik wisatawan, seperti halnya Little Netherland,” ujar Hendi.
"Seperti revitalisasi kawasan Little Netherland, Kampung Melayu yang saat ini kondisinya relatif kumuh harus dapat ditata ulang menjadi daya tarik wisata Kota Semarang,” imbuhnya.
Dirinya melanjutkan, melalui program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), 39,42 Ha kawasan Dadapsari akan dipercantik baik dari sisi infrastruktur jalan, drainase, sarana prasarana jalan, ruang publik hingga penambahan ruang terbuka hijau.
“Pengembangan Kampung Melayu ini menjadi bagian dari total 145,83 Ha di 62 kelurahan yang akan dirapikan. Dari tahun 2014 hingga akhir 2020, total pengurangan wilayah kumuh yang sudah dilaksanakan adalah 320,75 Ha sehingga menyisakan luasan kumuh sebesar 95,08 Ha,” terang Hendi.
Penanganan Kampung Melayu ini lanjut wali kota merupakan satu kesatuan baseline kumuh yang harus dituntaskan dengan total angaran mencapai ± 35 miliar rupiah.
Kesan kumuh kawasan ini akan diubah menjadi lebih baik dan cantik layaknya destinasi wisata lainnya.
Baca juga: Operasi Patuh Candi 2021, Bukan Hendak Menilang, Polres Tegal Gelar Bilik Vaksin Covid-19 Gratis
Baca juga: Komplotan Pembobol ATM Geng Lebak Rajin Latihan Ngelas Jelang Beraksi, Sewa Truk untuk Kelabui Warga
Baca juga: Suami Bakar Anak dan Istrinya yang Hamil, Marah Korban ke Bidan Sendirian
Sejumlah jalan yang selama ini kerap direndam rob dan banjir pun akan diperbaiki, seperti Jalan Kakap, Jalan Dorang, Jalan Layur, Jalan Petek, Jalan Inspeksi, dan sejumlah jalan di tengah pemukiman warga.
“Kawasan Kampung Melayu juga akan dilengkapi dengan ruang terbuka hijau dan ruang publik, seperti food court, dermaga, jembatan dan gapura,” terang Hendi. (*)