Berita Semarang
Gubernur Ganjar Pranowo Ingatkan Penyandang Disabilitas Tak Butuh Dikasihani, Tapi Butuh Setara
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan di tengah pandemi ini ruang-ruang kerja dituntut makin inklusif.
Penulis: m zaenal arifin | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan di tengah pandemi ini ruang-ruang kerja dituntut makin inklusif.
Maka kesempatan untuk memberikan kesetaraan bagi penyandang disabilitas juga semakin luas.
Hal itu disampaikan Ganjar dalam sambutannya secara virtual pada Konferensi Nasional: Sebuah Inisiatif Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Inkusif, Rabu (6/10/2021).
Ganjar mengatakan, pandemi memaksa seluruh komponen mencari cara baru dalam bekerja.
Baca juga: Perjuangan Leani Ratri Oktila, Atlet Para-Badminton Boyong Tiga Medali di Paralimpiade Tokyo 2020
Baca juga: DPRD Kota Semarang Berharap BUMD Bisa Beri Kontribusi ke Pendapatan Daerah
Baca juga: Antisipasi Gangguan Keamanan di Lingkungan Pelabuhan Semarang, Petugas Gelar Simulasi Pengamanan
"Semua harus work from home, stay at home, maka banyak kawan-kawan yang punya talenta untuk bisa melakukan pekerjaan sendiri, bahkan berproduksi dalam komunitas kecil," kata Ganjar, dalam rilisnya.
Dari keadaan yang serba penyesuaian, Ganjar melihat dan mendengar sendiri banyak penyandang disabilitas yang bisa memproduksi barang dengan bagus.
"Termasuk kawan-kawan yang ingin bekerja di dalam lapangan kerja yang makin hari makin inklusif, sehingga keterlibatan kawan-kawan para penyndang disabilitas juga bagus," ujarnya.
Terkait ini, Ganjar mengaku terus mengumpulkan masukan. Para penyandang disabilitas, kata Ganjar, dapat bekerja di berbagai bidang sesuai dengan jenis disabilitasnya.
Contohnya, lanjut Ganjar, difabel netra.
Ganjar menyebut mereka ternyata memiliki potensi yang bagus yakni dalam konteks komunikasi dan daya ingat.
Baca juga: Petani Asal Sine Sragen Jadi Korban Jebakan Tikus Listrik, Sebelum Kejadian Terdengar Suara Ledakan
Baca juga: Curhat Oka Antara Setelah Perankan Irvan di Ikatan Cinta, Akui Keputusannya Sulit Diterima Keluarga
"Mereka ini sebenarnya menjadi petugas di call center oke. Mereka bisa kerja kok di situ, nggak kalah sama yang lain. Menjadi penulis konten, penyiar radio, telemarketing, petugas administrasi, analis keuangan, akuntan itu mereka bisa kerjakan, dan tidak kalah dengan yang lain," tuturnya.
Contoh lainnya adalah difabel fisik. Ganjar mengatakan, mereka punya kelebihan secara sensorik dan terampil sehingga mereka dapat ditempatkan pada pekerjaan yang hanya perlu pelatihan.
"Umpama servis elektronik. Banyak kan sekarang handphonenya rusak, alat elektroniknya rusak, mereka bisa kerjakan itu. Jadi pengajar, call center juga bisa, sopir motor roda tiga juga banyak, sim d juga bisa diberikan atau petugas admin dan lain sebagainya," paparnya.
Begitu pula pada difabel lain seperti difabel tuli, difabel mental dan difabel intelektual.
Ganjar menilai mereka punya potensi masing-masing, sehingga pekerjaannya juga bisa disesuaikan.