Berita Semarang
Gubernur Ganjar Pranowo Ingatkan Penyandang Disabilitas Tak Butuh Dikasihani, Tapi Butuh Setara
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan di tengah pandemi ini ruang-ruang kerja dituntut makin inklusif.
Penulis: m zaenal arifin | Editor: moh anhar
"Kalau kemudian kita mendampingi kawan-kawan ini, memberikan ruang pekerjaan yang lebih besar, tentu mereka akan bisa terlibat," kata Ganjar.
Ganjar mengaku merasa malu dan bersalah, sebab menyadari masih banyak perkantoran di lingkungan Pemprov Jateng yang belum terlalu ramah untuk penyandang disabilitas.
"Ini butuh teknologi dan pengetahuan bahwa mereka kerja dimanapun oke. sesuai dengan kondisi masing-masing. Kesetaraannya, aksesabilitasnya itu mesti diberikan," ujar Ganjar.
"Maka beberapa kali saya coba membuka tempat magang ke kantor pemprov, saya ketemu dengan kawan-kawan kemarin ada dari kawan tuli mahasiswa yg magang di Jateng, ke humas. ternyata saya belajar lebih banyak," imbuhnya.
Pekerjaan rumah yang besar ini, lanjut Ganjar, harus dipahami dan diedukasi ke seluruh pihak.
Terkait ini, maka pengetahuan juga harus diberikan kepada pengusaha, CEO atau pemilik usaha lainnya sehingga tidak jadi kendala.
"Nah effort inilah yang saya kira penting untuk kita berkomunikasi dengan Apindo, Kadin, dengan asosiasi buruh, sehingga inklusifitasnya bisa berjalan," tandasnya.
Dari konferensi ini, Ganjar berharap pihaknya dapat menerima rekomendasi.
Dari sisi regulasi, administrasi hingga politik anggaran.
"Dalam hal politik anggaran seperti kami, sebagai gubernur, pemerintah daerah apa yang bisa kita bantu pada kawan-kawan ini," katanya.
Baca juga: Nasib Pemandu Wisata Banyumas Kehilangan Pekerjaan, Mau Tak Mau Jadi Penambang Pasir Sungai
Baca juga: RSUD Kendal Mulai Buka Jam Besuk Pasien, Pengunjung Dijatah 2 Jam per Hari
Baca juga: Petani Asal Sine Sragen Jadi Korban Jebakan Tikus Listrik, Sebelum Kejadian Terdengar Suara Ledakan
Ganjar mengatakan ada satu hal yang membanggakan dari para penyandang disabilitas.
Yakni semangat untuk bisa setara dan tidak mau dikasihani.
"Betapa bahagianya saya ketika saya sering berkomunikasi dengan kawan-kawan disabilitas. Satu yang membanggakan adalah mereka tidak butuh dikasihani, mereka hanya butuh setara, mereka hanya butuh akses yang sama, itulah tugas pemerintah untuk itu," pungkasnya. (*)