Berita Kesehatan
Ki Acret, Pohon Kaya Manfaat Untuk Tabir Surya Hingga Atasi Epilepsi
Masyarakat Sunda menyebutnya sebagai pohon Ki-acret, hal tersebut karena kuncup bunganya mampu memuncratkan air.
TRIBUNJATENG.COM - Masyarakat Sunda menyebutnya sebagai pohon Ki-acret, hal tersebut karena kuncup bunganya mampu memuncratkan air.
Sementara itu masyarakat Jawa menamainya sebagai crut-crutan. Sebagaian masyarakat menamainya sebagai "pohon hujan" karena orang merasa seperti kena air hujan bila berada di bawah pohon ini. M
asyarakat Inggris, mengenalnya sebagai African tulip, hal tersebut karena warna bunganya yang mirip bunga tulip. Ki acret (Spathodea campanulata), merupakan keluarga Bignoniaceae, berasal dari Afrika dan biasa ditanam sebagai pohon pelindung di taman atau tepi jalan.
Manfaat
Di Singapura kayunya digunakan sebagai bahan pembuat kertas, di Afrika Barat kayunya digunakan untuk membuat drum dan bellow pandai besi.
Pada beberapa negara kulit kayu, bunga dan daun juga digunakan dalam pengobatan tradisional di daerah asalnya, terutama hal ini sebagai analgesik dan anti-inflamasi.
Bunganya menunjukkan aktivitas yang baik dibandingkan dengan daun.
Ekstrak metanol pada bunganya terbukti efektif sebagai tabir surya. Tanaman ini juga mengandung antikovasulan yang berfungsi untuk mengatasi kejang atau epilepsi.
Pewarna dari bunga kiacret dapat digunakan sebagai pewarna alami kain (Kumerasan dkk., 2013).
Beberapa penelitian lain yang telah dikerjakan dengan menggunakan bagian tumbuhan ini adalah aktif sebagai antioksidan, antimalaria, antiinflamasi, antiviral.
Hasil uji pendahuluan terhadap ekstrak kulit batang tanaman ini memberi indikasi keberadaan senyawa golongan fenolik, dan triterpenoid (Masruri dkk., 2008 dalam Fitri, 2019).
Aktivitas antimikroba dari ekstrak etanol daun dan bunga Ki Acret, menunjukkan aktivitas yang baik pada bunga dibandingkan dengan yang ada pada daun.
Studi ekstrak metanol bunga Ki Acret sebagai penangkal sinar matahari, ekstrak etanol yang berasal dari daun dilaporkan baik untuk aktivitas antikonvulsan (obat uyang digunakan untuk meredakan kejang karena epilepsy) (Pulipati dkk., 2013 dalam Fitri, 2019)
Morfologi
Pohon Ki Acret dapat mencapai ketinggian antara10-35 m. Daunnya majemuk menyirip gasal dengan jumlah anak daun 5-7 buah, dengan panjang 15 – 45 cm dan ujung daunnya meruncing.
Anak daunnya berbentuk bulat telur dengan urat daun yang tegas. Daun mudanya berwarna hijau tua dan permukaannya mengkilat. Bunganya tersusun dalam tandan, susunannya rapat dan berupa pedunculus communis (tumbuhnya di ujung cabang).
Bunga Ki acet dapat bertahan sampai bebrapa hari sebelum layu dan gugur serta digantikan oleh kuntum bunga yang baru. Kondisi tersbut akan berlangsung hingga kurang lebih satu bulan.
Satu hal yang uni yaitu, kelopak bunganya menutup meskipun bunga mekar (kelopak air). Mahkota bunganya berwarna menyolok yaitu merah oranye dengan bentuk lonceng yang lebar. Bunganya bertipe zygomorfik, dimana bunganya dapat dibagi menjadi dua bayangan cermin hanya dengan satu bidang.
Bunga ki acret dikenl sebagai bunga dengan kandungan nektar yang cukup banyak. Sehingga bunga ini banyak dikunjungi satwa, baik serangga maupun burung. Buahnya berbentuk kapsul, tegak dan tidak menggantung, panjangnya 15 – 20cm, warnanya coklat tua, jika masak membelah dan mengeluarkan bij i-bij inya.
Ekologi
Ki Acret pada beberapa Negara dikenal sebagai tumbuhan infasive. Ia dapat dengan cepat mengambil alih lahan pertanian yang ditinggalkan maupun hutan yang tertutup. Kejadian tersebut dilaporkan terjadi di Kepulauan Cook, Fiji, Guam, Hawai'I, Samoa dan Vanuatu.
Meskipun pohon Ki Acret menyukai daerah lembab dan basah di bawah 1000m, namun ia dapat tumbuh hingga 1.200 mdpl di Polinesia Prancis. Tumbuhan Ki Acret tidak mentolerir embun beku dan menuntut sinar matahari penuh untuk pertumbuhan cepat dan pembungaan terbaik.
Pohon-pohon terbesar tumbuh di jurang terlindung yang lembab. Spesies ini menyukai tanah yang subur, tetapi tahan dengan apa saja dengan sedikit kesuburan, termasuk batu kapur. Ini akan bertahan sedikit salinitas.
Kandungan
Daun Ki Acret memiliki aktivitas analgesik dan anti-inflamasi. Ekstrak etanol daun dan bunga menunjukkan sifat antimikroba. Kulit akar mengandung glukosida iridoid dan turunan fenolik p-asam hidroksi-benzoat dan metil p-hidroksi-benzoat. Mereka dievaluasi untuk aktivitas anti jamur.
Menurut Fitri (2019) ekstraksi dan isolasi terhadap senyawa-senyawa penyusun Ki Acret yaitu ekstraksi dan isolasi flavonoid dari bagian bunga, serta menguji aktivitas antioksidan terhadap isolat yang diperoleh.
Sebaran
Tanaman ini berasal dari Afrika Barat yang kemudian menyebar ke arah barat dan banyak ditemui di Negara Polinesia (Vanuat, Fiji,Guam, Hawai dll), menyeberang ke Asia selatan dan banyak ditemukan di Indonesia. Di Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi Pati Barat Tumbuhan ini dapat ditemukan di Cagar Alam Gunung Celering yang terletak di kecamatan Donorojo Kabupate Jepara.
Penulis
Budi Santoso
PEH Muda pada BKSDA Jateng
Kepala PHK Pati Barat
(*)