Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Feature

Tiap Jumat Pak Rus Gratiskan Penumpang Naik Angkotnya, Ia Rasakan Perubahan: Dulu Tak Pernah Begitu

Ia memasang kertas bertuliskan `Setiap Jumat Gratis Berkah Barokah` di angkutannya yang bertrayek Johar-Mangkang

Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG/IWAN ARIFIANTO
Rusmadi (54) seorang sopir angkutan umum di Kota Semarang menggratiskan tarif penumpang tiap hari Jumat saat membersihkan angkutannya di Jalan Taman Sri Widodo Utara RT 7 RW 1, Purwoyoso, Ngaliyan, Kamis (7/10/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kisah pak sopir di Semanrang ini sungguh menggugah hati.

Untu bersedekah tak perlu menunggu kaya raya.

Bentuknya bisa berupa apa saja.

Rusmadi (54) atau akrab disapa Pak Rus, sopir angkutan umum trayek Mangkang-Johar menggratiskan biaya angkutan tiap Jumat, di Kota Semarang, Kamis (7/10/2021).
Rusmadi (54) atau akrab disapa Pak Rus, sopir angkutan umum trayek Mangkang-Johar menggratiskan biaya angkutan tiap Jumat, di Kota Semarang, Kamis (7/10/2021). (Tribun Jateng/ Iwan Arifianto)

Berawal dari semangat bersedekah, Rusmadi (54) seorang sopir angkutan umum di Kota Semarang menggratiskan tarif  penumpang tiap hari Jumat.

Ia memasang kertas bertuliskan `Setiap Jumat Gratis Berkah Barokah` di angkutannya yang bertrayek Johar-Mangkang.

Kertas tersebut ditempel di bagian belakang dan pintu angkutan.

"Biar penumpang pada tahu," terang pria akrab disapa Pak Rus itu kepada Tribunjateng.com, Kamis (7/10/2021).

Menurutnya, tak memungut biaya ke penumpang tiap hari Jumat adalah niatnya bersedekah.

Hari Jumat sengaja dipilih lantaran dinilai sebagai hari baik. 

"Saya kan hanya sopir angkot. Bisanya cuma gitu, sedekah gratisin ke penumpang," papar warga Jalan Taman Sri Widodo Utara RT 7 RW 1, Purwoyoso, Ngaliyan itu. 

Ia mengaku, menggratiskan penumpangnya tiap hari jumat telah dilakukan sejak lima tahun lalu.

Di tahun pertama awalnya hanya tiap Jumat Kliwon atau sebulan sekali.

Akan tetapi empat tahun terakhir menjadi seminggu sekali.

"Aku berpikir kalau sebulan sekali kog lama jadi tak ubah seminggu sekali," terangnya.

Ia mengatakan, almarhumah istrinya juga mendukungnya agar seminggu sekali beri layanan angkutan gratis.

Selain itu, anak perempuannya juga mendukung dengan membuat nasi bungkus yang dibagikan ke penumpang.

"Iya pesen istri gitu, anak juga dukung.

Kami tak hanya cari rezeki namun berkah dari Allah," paparnya.

Penumpang angkutannya merupakan warga kelas menengah ke bawah seperti pekerja pabrik, pedagang  keliling, buruh dan lainnya.

Diakuinya, para penumpang merasa senang meski banyak pula yang bertanya dengan naik angkutan gratis itu.

Bahkan, mereka enggan memanfaatkan fasilitas naik angkutan gratis tersebut sehingga memaksa tetap membayar.

"Mereka takut saya rugi tapi dengan sekuat hati saya tolak. Itu sudah rezeki mereka," katanya.

Ia menjelaskan, sehari bisa empat rit bawa penumpang.

Total pendapatan kotor Rp250 ribu.

Ia tak perlu setoran lantaran angkutan itu miliknya pribadi yang dibelinya dari hasil tabungan dan nyicil. 

Pendapatan hariannya itu otomatis tak diperolehnya di hari Jumat.

Tapi bagi Rusmadi, ia tak merasa merugi.

Baginya, uang sejumlah itu semisal disedekahkan ke Masjid hanya orang tertentu yang merasakan.

Tetapi jika memberikan angkutan  gratis semua lapisan masyarakat bisa merasakannya.

"Ga ada ruginya. Bensin untuk angkot saya sisihkan dari rezeki kemarin. 

Sebaliknya saya peroleh banyak manfaat," katanya.

Ia melanjutkan, manfaat paling penting yang diperolehnya adalah ketenangan hati.

Melihat penumpang tersenyum senang dengan layanan itu sudah cukup baginya. 

Perasaan itulah yang sebelumnya tak pernah dirasakannya sejak menjadi sopir sejak tahun 1982.

"Seneng luar biasa apalagi saat penumpang penuh. 

Saya merasa rugi ketika Jumat itu sepi penumpang," terangnya. 

Tak hanya itu, ia juga tak memungut biaya penumpang bagi para disabilitas. 

Untuk disabilitas gratis setiap hari. 

"Kalau disabilitas selalu gratis, ini bentuk kepedulian saya kepada mereka," ucapnya. (Iwn)

Dicemooh Sopir Lain

Niat baik Rusmadi (54) atau akrab disapa Pak Rus menggratiskan biaya angkutannya tiap Jumat ternyata mendapat cemooh oleh para sopir angkutan lainnya.

Ada yang beranggapan hal itu merugikan sopir satu trayek dengannya. 

"Saya woro-woro menggratiskan penumpang cuma lewat kertas tertempel di angkot. 

Bukan memanggil penumpang untuk naik angkot gratis. 

Jadi terserah maunya penumpang saja," kata Rusmadi kepada Tribunjateng.com, Kamis (7/10/2021).

Sebaliknya, para penumpang salut terhadapnya. 

Bahkan mereka tetap bersikeras untuk membayar. 

Rata-rata tarif trayek Mangkang-Johar Rp 8 ribu. 

Mereka ingin membayar sejumlah uang tersebut. 

Namun Rusmadi tetap menolaknya. 

"Saya tolak karena sedari awal niat ibadah.

Saya hanya minta doakan saja biar saya dan keluarga sehat," kata Warga Jalan Taman Sri Widodo Utara RT 7 RW 1 Purwoyoso, Ngaliyan itu. 

Tak hanya penumpang, apresiasi juga diberikan para sopir truk. 

Mereka acapkali mengacungkan jempol kepadanya saat berpapasan di traffic light. 

"Biasanya di Kalibanteng, mereka lihat tulisan di angkot lalu acungkan jempol ke saya," papar Ayah dua anak ini. 

Ia mengaku, meski banyak mencemooh akan tetap menggratiskan biaya penumpang selama menjadi sopir angkot. 

Baginya, itu juga bagian dari amanah istrinya untuk bersedekah walaupun sekedar menggratiskan biaya angkot bagi penumpang. 

"Selama saya hidup dan mampu akan saya gratiskan," tuturnya. (Iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved