Berita Jawa Tengah

Antisipasi Krisis Energi, Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dilirik, Ini Langkah Dinas ESDM Jateng

Pemprov Jawa Tengah mendorong kampanye besar-besaran untuk mengkonsumsi energi sekunder dengan langkah membangun industri konversi energi.

Penulis: m zaenal arifin | Editor: moh anhar
Dokumentasi
Kepala Dinas ESDM Jateng, Sujarwanto, menyampaikan paparan kebijakan Pemprov Jateng terkait energi baru terbarukan (EBT) dalam workshop pengembangan PLTS di Jawa Tengah yang digelar secara virtual oleh tim Matching Fund Kedaireka Udinus-Undip, Selasa (12/10/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mendorong kampanye besar-besaran untuk mengkonsumsi energi sekunder dengan langkah membangun industri konversi energi.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi krisis energi di Jawa Tengah.

Selain itu, juga dilakukan guna mencapai target capaian pengelolaan energi di Jawa Tengah, salah satunya adalah ketercapaian target ketercapaian bauran energi pada tahun 2025 untuk energi baru terbarukan (EBT) sebesar 21,32 persen dan pada 2050 sebesar 28,82 persen.

Baca juga: Jadi Media Belajar Sejarah, Bupati Jepara Dian Kristiandi Apresiasi Karya Mural di Museum RA Kartini

Baca juga: Ketua TP PKK Kudus Mawar Hartopo Ingin Pekarangan Rumah Dimanfaatkan untuk Tanam Sayur dan Buah

Baca juga: Dukung Dunia Pendidikan untuk Majukan Daerah, Pemkab Batang Tandatangani MoU Dengan Unwahas

Hal itu disampaikan Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah, Sujarwanto, dalam workshop pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Jawa Tengah yang digelar secara virtual oleh Pusat Inovasi dan Hilirisasi LPPM Udinus, Selasa (12/10/2021).

"Realisasi bauran energi di Jawa Tengah untuk EBT pada tahun 2020 adalah sebesar 11,89 persen.

Jawa Tengah memiliki beberapa potensi EBT yaitu energi panas bumi, hidro (air), bahan bakar nabati (biofuel), biomassa dan biogas, Biogenic Shallow Gas (BSG), dan energi Surya," kata Sujarwanto.

Selain itu, juga mendorong konsumsi energi sekunder, katanya, Pemprov Jateng juga mendorong pengembangan kendaraan bermotor berbasis listrik dan industri baterainya.

Serta, menggantikan LPG dengan gas bumi melalui jaringan gas.

Sujarwanto menyampaikan, untuk mencapai target yang sudah ditetapkan, Pemprov Jateng perlu mengidentifikasi potensi EBT di Jawa Tengah yang dilanjutkan dengan menyusun feasibility study (FS) dan detail engineering design (DED).

"Perlu juga mendorong investasi EBT di Jawa Tengah dan melakukan pemberdayaan desa mandiri energi secara swadaya masyarakat hingga mendorong peran serta multi stakeholder," ujarnya.

Ia mengungkapkan, Jawa Tengah memiliki potensi energi surya yang cukup tinggi yaitu 4,05 KWh.

Kondisi eksisting di Jawa Tengah pada 2021 ini dengan kapasitas terpasang PLTS di Jawa Tengah adalah sebesar 8,8 megawatt dari berbagai sektor.

"PLTS bisa berupa on-grid yang disambung dnegan jaringan PLN dan bisa off-grid yang menggunakan baterai dan berdiri sendiri, seperti PLTS yang yang dipasang untuk pompa air pertanian di Purworejo," paparnya.

Menurut Sujarwanto, EBT memiliki dampak positif. Selain dapat mendorong pemulihan ekonomi dan sekaligus menciptakan energi bersih, investasi dalam energi baru terbarukan dapat menciptakan lapangan kerja baru.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved