Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pasar Johar

Bila Temukan Penyimpangan dan Ada Transaksi Jual Beli Lapak di Pasar Johar, Hendi: Laporkan!

Beberapa spanduk bertuliskan mengenai keadilan terpasang di kawasan Pasar Johar. Spanduk itu tak lepas dari penataan pedagang ke Pasar Johar.

TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Petugas Keamanan Pasar Johar Semarang, Handoyo sedang memerikisa sejumlah los yang ada di bagian tengah dan utara meliputi kebersihan, pengecekan lapak pedagang dan persediaan air bersih di los daging, Senin (20/9/21). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Beberapa spanduk bertuliskan mengenai keadilan terpasang di kawasan Pasar Johar. Spanduk itu tak lepas dari penataan pedagang ke Pasar Johar.

Diduga ada permainan oknum yang memperjualbelikan lapak.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mempersilakan pedagang lapor ke polisi bila ada oknum pegawai negeri sipil (PNS) yang melakukan jual beli lapak di Pasar Johar.

Dia menegaskan, sudah berulangkali memyampaikan kepada para petugas yang menangani perpindahan Pasar Johar untuk tidak melakukan transaksi jual beli lapak.

"Kalau itu benar dilakukan, kalau ada transaksi dilakukan oknum PNS, saya sangat mendukung, laporkan polisi saja," ujar Hendi, sapaannya, Selasa (19/10).

Hendi menekankan pada para petugas Dinas Perdagangan Kota Semarang agar tidak main-main dalam penataan.

Seluruhnya harus diberikan gratis untuk pedagang. Di sisi lain, dia meminta pedagang juga memahami situasi dan kondisi di lapangan.

Kapasitas Johar Utara yang semula 1.200 pedagang, kini hanya 400 pedagang. Artinya, ada 800 pedagang yang semula menempati Johar Utara tidak mendapatkan lapak di blok tersebut.

Maka dari itu, pihaknya membuat beberapa aturan yang dituangkan dalam peraturan wali kota (perwal).

"Pertama, yang lapaknya lebih dari satu dapatnya cuma satu. Kedua, kami buat zonasi atau klaster. Ini PR yang cukup rumit," ujarnya.

Dia menjelaskan, pemerintah tidak membangun pasar baru namun merehab pasar cagar budaya yang terbakar beberapa tahun silam.

Oleh karena itu ada aturan yang harus disesuaikan serta kapasitas dibatasi. "Bila mau protes, ya memang situasinya seperti itu," tambahnya.

Sementara Ketua LBH Buser Indonesia, Didik Agus Triyanto mengatakan, pihaknya dimintai kuasa oleh para Pedagang Johar Utara. Diduga, ada permainan oknum dari dinas yang memperjualbelikan lapak.

"Saya dapat info dari pedagang satu los dihargai Rp 150 juta. Saya baru akan dipertemukan dengan yang beli lewat oknum petugas bagian tiket atau karcis di Johar relokasi," terang Didik.

Dia menjaskan, ada 70 pedagang yang semula memiliki kios di Johar Utara, namun mereka terlempar dari blok tersebut.

Mereka meminta agar dapat kembali ke Johar Utara. Alasannya kios atau los telah habis. Pedagang menyayangkan lantaran 40 persen Johar Utara diisi pedagang yang semula tidak memiliki lapak di blok itu.

"Padahal, itungannya Pak Wali semua bisa masuk. Malah sisa dua. Kok ini tidak bisa masuk. Dari para pedagang minta kembali ke Johar Utara," katanya.

Dia mengaku telah mencoba memghubungi Dinas Perdagangan, Asisten II Setda Kota Semarang, hingga Wali Kota. Namun, Asisten II dan wali kota masih bertugas di luar sehingga belum bisa ditemui.

"Kalau dari dinas tidak bisa bicara baik, saya akan bersurat ke KPK dan kepolisian," tegasnya.

Meski sudah mendapatkan surat teguran untuk masuk ke Pasar Johar, sambung dia, hingga kini belum seluruhnya pedagang belum masuk Johar Utara lantaran masih dalam permasalahan.

Sebelumnya, sejumlah pedagang Pasar Johar yang tidak mendapatkan lapak di Johar Utara mendatangi kantor Dinas Perdagangan Kota Semarang, Senin (11/10).

Mereka beraudiensi dengan kepala dinas untuk menyampaikan keluh kesahnya. Perwakilan pedagang, Andi menyampaikan, 70 pedagang konveksi merasa terbuang dari Johar Utara.

Semula, 70 pedagang itu memiliki lapak di Johar Utara. Namun, hasil pengundian dari Dinas Perdagangan, mereka mendapatkan lapak di SCJ.

Hingga saat ini, pedagang juga belum menerima informasi secara jelas kapan SCJ bisa ditempati dan bagaimana penempatannya.

"Kami dari Johar Utara terbuang ke SCJ, belum tahu letak dan tempatnya di mana. Kami cuma dapat notifikasi SCJ saja," jelas Andi.

Dia memahami, kapasitas Johar Utara yang sekarang memang berbeda dibanding sebelum terjadinya kebakaran.

Hanya saja, dia menyayangkan karena pedagang yang semula tidak memiliki lapak di Johar Utara justru bisa masuk.

Misal, sebutnya, pedagang Yaik Baru dan pasar murah (PM) bisa masuk Johar Utara. Pedagang makanan dan bahan roti pun masuk.

Sedangkan, 70 pedagang konveksi yang sebelumnya menempati Johar Utara justru mendapatkan lapak di SCJ.(eyf)

Baca juga: Vaksinasi Pelajar di Semarang Hampir 100%

Baca juga: Polisi Geledah Ponsel Warga saat Patroli, Pakar: Jangan Sewenang-wenang, Hormati Privasi Orang Lain!

Baca juga: HEBOH! Video Mesum Sepasang Sejoli Berzina di Sela-sela Mobil Parkiran Terminal

Baca juga: MARAK Penipuan Pinjol Ilegal : Tips Jangan Klik Tautan

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved