Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Property

Percepat Pemulihan Ekonomi BI Perpanjang, Ketentuan DP 0% untuk KPR dan KKB hingga Akhir 2022

Bank Indonesia (BI) memutuskan memperpanjang ketentuan uang muka atau down payment (DP) 0 persen untuk kredit kendaraan bermotor (KKB)

Tribun Jateng/Rafa F Pujangga
Ilustrasi 

Tangguh

Menurut dia, satu faktor yang membuat sektor properti bisa tangguh dalam menghadapi kontraksi pertumbuhan ekonomi karena sektor ini merupakan sektor yang padat modal dan padat karya, di mana 90persen bahan baku dalam membangun rumah juga berasal dari dalam negeri.

Selain itu, dalam setiap pembangunan 100.000 unit rumah akan menyerap sekitar 500.000 tenaga kerja. Sektor perumahan juga mendukung pertumbuhan para pengembang perumahan.

Saat ini di Indonesia terdapat 7.000 pengembang yang berperan dalam penyediaan supply perumahan. “Belum lagi kontribusi untuk negara dengan pembayaran pajak dalam bentuk PPN, PPH, BBN, PBB dan BPHTB,” jelasnya.

Besarnya kontribusi terhadap pemulihan sektor ekonomi inilah, lanjut Haru, yang membantu sektor properti mendapat banyak dukungan dari regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BI, dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Seperti diketahui, OJK telah memberikan keringanan restrukturisasi kredit hingga relaksasi ATMR melalui POJK 48/2020. BI memberikan kelonggaran LTV hingga 100 persen, artinya masyarakat bisa membeli rumah dengan DP 0 persen. Tak hanya itu, Kemenkeu pun melakukan pelonggaran PPN hingga 100 persen untuk harga rumah maksimal Rp 2 miliar.

Sebagai sektor yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional, Haru menegaskan, sektor perumahan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dalam beberapa tahun mendatang.

Ia menilai, rasio mortgage to PDB Indonesia yang pada 2020 di kisaran 2,94 persen jauh lebih rendah dibandingkan negara Asia Tenggara lain, seperti Singapura yang mencapai 44,8 persen, Malaysia 38,4 perse, dan Thailand 22,3 persen, membuat potensi sektor perumahan untuk tumbuh masih sangat besar.

“Belum lagi angka backlog rumah masih tinggi sekitar 11,4 juta unit, dan keluarga yang menghuni rumah tidak layak huni sekitar 55,6 persen,” jelasnya. 

Haru menilai, prospek sektor properti makin cerah dengan pembangunan infrastruktur yang masif, dan adanya pertumbuhan kelas menengah yang pada 2025 diperkirkan mencapai 77 juta jiwa. Jumlah pernikahan baru setiap tahun mencapai 1,8 juta unit, di mana rumah tangga baru itu tentu membutuhkan rumah. (Kontan/Bidara Pink/Dina Mirayanti Hutauruk)

Baca juga: Dulu di SDN Growong Tempuran Magelang Kesulitan Sinyal, Terima Kasih Pak Ganjar Internet Udah Lancar

Baca juga: Anak-anak Bisa Masuk Bioskop, Khusus Wilayah Level 1 dan 2

Baca juga: PSIS Semarang Tak Anggap Enteng Barito Putera Meskipun Beda Kasta

Baca juga: BERITA LENGKAP : KPK OTT di Riau, Bupati Kuansing dan GM PT AA Jadi Tersangka

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved