Berita Semarang
Ramai Dikunjungi, Kampung Jawi di Kalialang Kota Semarang Populer Jadi Pusatnya Kuliner Jadul
Beraneka ragam kuliner jadul tersaji di lapak para pedagang yang ada di Kampung Jawi. Pengunjung bisa menikmati kudapan-kudapan yang kini sudah jarang
Penulis: budi susanto | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Beraneka ragam kuliner jadul tersaji di lapak para pedagang yang ada di Kampung Jawi.
Tempat wisata kuliner jadul Kampung Jawi sendiri terletak di Kalialang, Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Di tempat wisata kuliner yang buka dari sore hari hingga malam tersebut, pengunjung bisa menikmati kudapan-kudapan yang kini sudah jarang dijajakan.
Tak hanya makanan, minuman seperti bir pletok juga bisa dinikmati para pengunjung.
Baca juga: Kemenkumham Jawa Tengah Beri Penyuluhan Hukum dan HAM Gratis di Gayamsari
Baca juga: Terapi Kesehatan Minum Air Hujan Ala Warga Bandungan Klaten Sudah Sejak Nenek Moyang
Baca juga: Chelsea Islan Dilamar Rob Clinton Kardinal Politisi Golkar Muda dan Tampan
Adanya sungai tepat disamping lapak para pegadang kuliner jadul, serta pencahayaan yang diatur menyerupai nyala obor akan menambah kenikmatan saat mencicipi kuliner tempo dulu tersebut.
Keunikan tersebut menjadikan beberapa pengunjung selalu kangen dan datang ke Kampung Jawi.
Seperti yang dirasakan oleh Indri, asal Kecamatan Gunungpati, satu di antara pengunjung yang acapkali meluangkan waktu untuk berkunjung ke Kampung Jawi.
Wanita yang datang ke Kampung Jawi bersama buah hatinya itu menuturkan, getuk bakar dan nasi berkat yang dijajakan di Kampung Jawi menjadi menu favoritnya.
“Karena sudah jarang ada yang menjual, dan adanya di sini. Nasi berkat di sini juga beda karena dibungkus menggunakan daun jati,” katanya, Rabu (27/10/2021) sore.
Indri mengatakan saat mencicipi kuliner yang dijual di Kampung Jawi, seolah ia kembali masa lalu.
“Waktu kecil kan sering jajan getuk bakar sama nasi berkat, ya jadi rindu saja. Seperti teringat masa lalu,” paparnya.
Tak hanya keunikan varian kulinernya, metode pembayaran yang diterapkan di Kampung Jawi juga berbeda dari tempat kuliner kebanyakan.
Pasalnya, pengunjung harus menukarkan uang dengan kepeng kayu untuk kemudian ditukar dengan makanan ataupun minuman.
Pengunjung pun tak perlu khawatir mengenai harga, dengan menukar Rp 15 ribu, pengunjung bisa mendapatkan 5 kepeng kayu yang bisa ditukar dengan makanan atau minuman yang rata-rata dipatok 2 sampai 3 kepeng kayu.
Keramahan para pedagang di Kampung Jawi juga menjadi magnet para pengunjung yang singgah untuk mencicipi kuliner jadul di tempat tersebut.
Baca juga: Penampilan Lucinta Luna Jadi Cowok, Capek Settingan Jadi Cewek, Kini Bernama Muhammad Fattah
Baca juga: Pilot Rizki: Berlakukan Tes PCR Diterapkan di Semua Moda Transportasi dan Tarif di Bawah Rp 200 Ribu
Meski sempat tutup beberapa waktu lalu karena angka Covid-19 meroket, tapi menurut para pedagang di Kampung Jawi antusias pengunjung tak pernah surut.
“Sekarang buka kembali, dan antusias pengunjung masih sama seperti sebelum pandemi. Ya bagi kami berkah karena perekonomian kami juga ikut terdongkrak,” jelas Suhatmisari satu di antara pedagang di Kampung Jawi.
Terpisah Siswanto satu di antara penggerak Kampung Jawi, menambahkan, sebelum pandemi sekita 500 pengunjung datang setiap hari.
“Kami memang pernah tutup selama tiga bulan saat pandemi, tapi di tengah penerapan PPKM level 2 hingga 1 kami diizinkan buka dengan penerapan protokol kesehatan, alhamdulilah pengunjung tak surut,” tambahnya. (*)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE: