Smart Women
Aqnie Anne Lestarikan Budaya Jawa Lewat Markonah, Produk Mode Bergaya Milenial
Bagi Yuliani Aqni (40), perjalanannya dengan Markonah dilandasi semangat upaya melestarikan budaya Jawa kepada generasi muda.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM - Bagi Yuliani Aqni (40), perjalanannya dengan Markonah bukan sekadar urusan bisnis, melainkan juga dilandasi semangat upaya melestarikan budaya Jawa kepada generasi muda.
Upaya itu dilakukannya melalui produk fashion, yang memiliki kesan modern dan kekinian sehingga dapat diterima kalangan milenial.
Yuliani mengatakan, latar belakangnya sebagai seorang fashion designer selama ini melihat tren fashion yang mengusung budaya Jawa mulai luntur, bahkan perlahan dijauhi kelompok muda.
Apa penyebabnya?
“Minim inovasi,” katanya.
Kebanyakan, lanjutnya, mode dengan nuansa Jawa didominasi model wastra, seperti batik, lurik, tenun, dan lain sebagainya.
Baca juga: Jadwal BRI Liga 1 2021 Hari Ini, Bali United Vs PSIS Semarang dan Persikabo vs Bhayangkara
Baca juga: Diduga Korsleting Listrik, Rumah Petani Wiryo di Sepat Masaran Sragen Ludes
Baca juga: Sejarah Menabung di Nusantara Dikenal Sejak Zaman Majapahit, Ada Temuan Celengan Berbentuk Celeng
“Saya sebelumnya pernah juga menyasar segmen itu (wastra), tapi dalam perjalanan saya rasa kurang pas untuk anak generasi sekarang. Pertama, ya kesannya terlalu formal dan kurang bisa bergaya. Di pikiran anak muda, model wastra dekat dengan waktu kondangan atau acara formal lain, yang lekat ke orangtua,” paparnya.
Perempuan yang dikenal dengan nama designer Aqnie Anne itu menyatakan, atas dasar keinginan menghadirkan produk fashion tetap menampilkan budaya Jawa tersebut kemudian dirinya membuat merek fashion lokal: Markonah.
Markonah, kata dia, merupakan suatu simbol yang mewakili perempuan Jawa, tetapi dalam gaya berbusana selalu mengikuti tren kekinian.
Aqnie menambahkan, dalam setiap produk Markonah, baik baju atau dres maupun kebaya, dikombinasi dengan gambar sosok Markonah lengkap warna kuning terang.
Dalam produk itu tersemat tradisi atau cerita-cerita budaya Jawa, tetapi secara model trendi dibalut warna-warna terang lain sehingga terlihat lebih fashionable.
Branding media sosial serta foto modeling didominasi warna kuning dan ikon Markonah.
“Ditambah skill saya ini menggambar, bagaimana caranya ikut melestarikan budaya Jawa ya lewat desain-desain fashion yang kekinian, kemudian dipasarkan dengan sasaran kelompok milenial. Model pakaian kami buat seunik mungkin dan modern ala anak-anak muda zaman sekarang sehingga visinya mengenalkan budaya Jawa ke anak muda itu bisa kena,” terangnya.
Aqnie bercerita, tren fashion anak era sekarang lebih banyak mengacu ke K-Pop atau budaya lain dari luar negeri dan kurang meminati milik negeri sendiri.
Oleh karena itu, jika tidak ada pihak-pihak yang berusaha mengenalkan budaya Jawa ke generasi muda dengan dunia mereka sekarang, dikhawatirkan budaya Jawa tidak lagi dikenal dan kemudian hilang.