Smart Women
Aqnie Anne Lestarikan Budaya Jawa Lewat Markonah, Produk Mode Bergaya Milenial
Bagi Yuliani Aqni (40), perjalanannya dengan Markonah dilandasi semangat upaya melestarikan budaya Jawa kepada generasi muda.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: moh anhar
Alhasil, berkat konsistensi mengusung budaya Jawa ditambah pemakaian bahan baku ramah lingkungan sejumlah penghargaan diraihnya. Terbaru, Aqnie masuk dalam 20 besar modest fashion founder Kemenparekraf tahun 2021.
“Lalu, tahun 2020 saya menjadi pemenang pengusaha muda brilian kategori the most active person dari BRI. Sejumlah penghargaan ini tentu menjadi penyemangat kami karena kami tergolong masih baru dan lingkupnya kecil UMKM yang bersaing dengan brand dan bisnis dengan kapital lebih besar. Sekarang kami juga sedang menjajaki kerja sama dengan investor dari Jakarta, dan Pomelo Fashion, marketplace asal Thailand,” ucapnya.
Pekerjakan Single Parent
Selama kurang lebih enam tahun menjalani bisnis, Aqnie tidak berbeda dengan pebisnis lainnya yang mengalami banyak suka duka serta pasang surut penghasilan.
Bahkan, semasa awal memulai bisnis bersama Markonah, dia kehabisan modal bersamaan pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia.
Meski demikian, Aqnie tidak patah semangat. Dia terus memproduksi barang untuk menutup kekurangan
Markonah pada saat itu, dengan membuat masker yang mengusung desain kekinian. Ia selalu yakin, badai pasti akan berlalu.
Belajar dari pengalaman serta kegagalan sebelumnya, dia terus berbenah dan belajar sampai akhirnya perlahan bisnisnya bangkit kembali.
“Kadangkala kami juga menutup toko untuk sementara waktu dulu awal corona. Karena saat itu pekerja baru satu masih bisa kami bicarakan bareng kondisi keuangan yang ada. Enaknya di situ. Terus, kami mikir, bagaimana ada pemasukan, lalu (kami pun) membuat masker, dan belajar memaksimalkan penjualan lewat online. Hasilnya, sekarang bisa punya pekerja kurang lebih delapan orang,” kenangnya.
Selain upaya pelestarian budaya Jawa yang paling mendasari berdirinya Markonah, Aqnie juga ingin membantu sesama perempuan, khususnya mereka yang berstatus single parent.
Oleh karena itu, seluruh pekerjanya hingga sekarang, mulai dari penjahit sampai staf administrasi, diisi para janda atau perempuan yang mengalami masalah stunting.
Dia menyebutkan, seorang perempuan yang bekerja dengan sesamanya, dianggap lebih mudah berkomunikasi apabila terjadi kendala.
Kemudian, dari sisi kinerja dinilai perempuan lebih teliti ketimbang laki-laki.
“Selebihnya, saya ingin sedikit banyak membantu mensejahterakan perempuan yang masuk dalam kelompok marjinal untuk dapat bertumbuh dan sama-sama kuat. Bagaimana perempuan ini maju,” katanya.
Aqnie menceritakan, dulu ada pekerjanya yang kurang percaya diri, padahal dia bisa menjahit.
“Kemudian saya ajak, sekarang alhamdulillah lebih dihargai keluarganya karena memiliki penghasilan,” katanya.
Dalam mencari karyawan, bagi Aqnie, yang terpenting mereka mau sama-sama belajar.
“Saya memang tidak mencari yang good looking atau bagaimana. Jika yang seperti itu sudah banyak dipakai orang (perusahaan). Mereka yang kurang ini nanti gimana, awalnya seperti begitu pikiran saya,” terangnya. (*)
Biodata Yuliani Aqni/ Aqnie Anne
Tempat, dan tanggal lahir : Semarang, 19 Juli 1981
Hobi : Menggambar dan tenis
Organisasi : Indonesia Fashion Chamber, Community Chapter Semarang
Perusahaan : Founder Markonah Indonesia