Smart Women
Aqnie Anne Lestarikan Budaya Jawa Lewat Markonah, Produk Mode Bergaya Milenial
Bagi Yuliani Aqni (40), perjalanannya dengan Markonah dilandasi semangat upaya melestarikan budaya Jawa kepada generasi muda.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: moh anhar
Tahun 2016 menjadi titik balik bagi Aqnie.
Sebelum membangun Markonah, Aqnie pernah memiliki bisnis butik.
Akan tetapi karena dianggap pangsa pasarnya kecil dan banyak pedagang dengan barang dagangan serupa, akhirnya usaha Aqnie bangkrut.
Sejak itu, dia terpikir merintis usaha pakaian dengan tetap mengusung budaya Jawa, tetapi dikemas lebih modern. Lalu pada 2019 lahirlah Markonah.
Semula Markonah sebatas nama sebagai merek lokal.
Setelah berproses mencari bentuk gambar rentang tahun 2017 sampai 2018, dengan konsep mewakili perempuan Jawa namun modern, baru perlahan ia mulai memproduksi pakaian.
“Dan proses itu berkali-kali. Jadi saya ini dasarnya cuma bisa menggambar kemudian pada rentang tahun 2017 ke 2018 itu saya juga belajar desainn grafis lewat kursus. Karena di pikiran saya, mau seperti apa sih sosok Markonah ini, dan benar-benar bentuknya ketemu sesuai dengan semangat dan visi saya akhir 2019,” kata Aqnie.
Kepada Tribun Jateng, Aqnie ingin tetap menyertakan nuansa budaya Jawa pada Markonah, meski pernah mengalami kebangkrutan usaha gegara produk yang dijual dinilai ketinggalan tren, karena benar-benar ingin melestarikan budaya Jawa.
Alasan lainnya, ia sejak kecil dididik mencintai budaya Jawa.
Bahkan semasa SMP, dia aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menari Jawa dan ketika SMA bergabung di kelompok seni karawitan.
Perempuan asal Kota Semarang itu menjelaskan, selain mengusung budaya Jawa pada setiap produk Markonah juga menggunakan bahan yang ramah lingkungan atau biasa disebut dengan living urban di dalam dunia fashion. Untuk produk Markonah kategori premium menggunakan kain jenis silk, sebagiannya lagi memakai bahan yang eco friendly.
“Tapi yang membuat premium itu gambaran tangannya karena orisinil digambar menggunakan tangan atau istilah kami teknik hand-drawn, bukan dicetak pakai digital printing. Kemudian, ada sebagian produk memanfaatkan bahan serat organik sehingga jika kain menjadi limbah mudah terurai,” imbuhnya.
Baca juga: 10 Aplikasi Penghasil Uang Modal Isi Survei, Cara Mudah Dapat Duit
Baca juga: Kongres Nasional Pertama Perdahukki di Semarang, Bantuan Perlindungan Hukum untuk Dokter
Baca juga: Berbagi Waktu untuk Bekerja, Willy Buktikan Raih Gelar Sarjana Terbaik 3,5 Tahun di Uniss Kendal
Lulusan Program Studi Managemen Bisnis Universitas Terbuka (UT) 2021 tersebut memaparkan, untuk sementara seluruh produk pakaian dari Markonah sekira 30 persennya berbahan ramah lingkungan.
Secara bertahap, dia akan meningkatkan menjadi sekira 50 persen. Hal itu tidak lain karena ingin ikut andil dalam menjaga lingkungan dengan membuat produk fashion tetapi menggunakan kain yang mudah terurai.
Pemilihan bahan baku yang ramah lingkungan, lanjutnya, juga secara pemakaian terasa lebih nyaman ditambah casual sesuai dengan standar produk-produk dari Markonah.