Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Antisipasi Bencana Banjir, BBWS Pemali Juana Siagakan Belasan Alat Berat dan Truk

BBWS Pemali Juana siapkan belasan alat berat dan truk untuk antisipasi banjir dan longsor.

Penulis: budi susanto | Editor: sujarwo
TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN
Ilustrasi. Alat berat milik BBWS Pemali Juana merampungkan pembersihan lapak di bantaran Sungai BKT, Jalan Barito, Senin (2/9/2019). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana siapkan belasan alat berat dan truk, untuk mengantisipasi terjadinya banjir dan longsor di tengah musim hujan.

Tercatat 15 eskavator serta 11 truk telah disiagakan oleh BBWS Pemali Juana jika terjadi bencana.

Tak hanya belasan alat berat dan truk, BBWS juga menyiapkan pompa air, serta ribuan karung pasir, dan geotekstil untuk memperkuat bangunan tanggul sungai.

Menurut Kepala BBWS Pemali Juana, Muhammad Adek Rizaldi, dari tahun ke tahun bencana banjir selalu meningkat, jadi alat berat dan beberapa hal dipersiapkan untuk mengantisipasi terjadinya banjir.

“Belasan alat berat dan truk kami siagakan di daerah aliran sungai Jragung, Tuntang, Serang, Lusi, dan Juana (Jratunseluna), untuk berjaga-jaga jika aliran sungai di wilayah tersebut meluap, ataupun tanggul yang ada jebol,” ujarnya melalui sambungan telpon, Senin (1/10/2021).

Untuk pompa air, Adek menuturkan, BBWS Pemali Juana menyiagakan 8 unit pompa air, di mana 3 unit merupakan pompa air submersible, ditambah 1 unit pompa skala besar, dan 4 unit pompa air mobile.

“Kapasitas pompa air mobile mencapai 160 liter per detik, untuk pompa sumersible 150 liter perdetik yang satu di antaranya sudah dipasang di Pekalongan, dan satu pompa berkapasitas 250 liter perdetik. Alat-alat tersebut bisa digunakan di beberapa daerah yang membutuhkan saat terjadi bencana,” ucapnya.

Ia menerangkan terkait geotekstil dan penangan tanggul yang jebol, BBWS akan mengirimkan bahan-bahan untuk mengatasi tanggul jebol.

“Misalnya kawat bronjong kami ada 3.886 unit dengan dimensi 2x1x0,5 meter. Sementara karung pasir ada 33 ribu unit lebih, dan geotekstil ada 3,7 ribu unit,” ucapnya.

Ia menambahkan, sungai yang melintasi Jalur Pantura menjadi prioritas normalisasi, lantaran jika curah hujan tinggi air yang seharusnya menuju laut tertahan di daerah pesisir Jawa.

“Pengalaman beberapa waktu lalu, banjir dibarengi kenaikan air laut yang menyebabkan air sungai yang melintasi jalur Pantura meluap. Untuk itu sungai-sungai tersebut kami lakukan normalisasi. Seperti Sungai Babon di Kota Semarang, Sungai Sayung dan Sungai Gelis di Kabupaten Demak, Kali Jajar dan Sungai Tuntang di Kabupaten Grobogan-Demak, dan Sungai Serang Welahan Drainage (SWD) di Kabupaten Jepara, dan Sungai Juana di Kabupaten Pati," tambahkan. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved