Dongeng Calon Ratu Peri Bunga yang Pandai Menjaga Rahasia
Di sebuah taman, hiduplah seorang Ratu Peri Bunga. Ia tak memiliki seorang anak pun, sehingga ia bingung akan menurunkan tahtanya kepada siapa. Ratu
Penulis: Puspita Dewi | Editor: abduh imanulhaq
"Aku tidak pernah berpikir untuk menjadi Ratu. Hal itu kukatakan karena aku temanmu. Sebagai teman aku harus memperingatkanmu. Di sini kita bertugas sebagai penjaga. Titik! Dan aku tak mau lagi bertengkar denganmu."
Peri Bunga Putih tertawa mengejek. la mengatakan Peri Bunga Ungu memang tak pantas jadi Ratu. Dirinyalah yang sangat cocok menjadi Ratu. Peri Bunga Ungu tak membalasnya.
Beberapa hari kemudian, di kerajaan itu tersebar berita bahwa Ratu memiliki seratus gaun berwarna pelangi, bersulam emas dan bertabur mutiara.
Kemudian Ratu pun masih memiliki seribu gaun berwarna-warni bunga.
Ratu marah mendengarnya, karena berita itu sama sekali tidak benar.
Ratu lalu mengutus pengawalnya untuk menanyai setiap penduduk Kerajaan Bunga, untuk mencari sumber beritanya.
Ternyata sumber berita itu adalah Peri Bunga Putih. Dia telah melebih-lebihkan apa yang dilihatnya. Ratu segera memanggil kedua peri penjaga gaun Ratu.
Di hadapan semua penghuni istana, Ratu berkata kepada kedua peri itu, ”Putih dan Ungu, sebenarnya kalian adalah dua peri bunga terbaik yang pernah kutemui. Itulah sebabnya aku mempercayakan pada kalian, untuk menjaga gaun-gaunku. Aku tahu apa-apa saja yang kalian lakukan di sana. Tapi ternyata aku kecewa pada salah seorang dari kalian," kata Ratu.
Kedua peri itu pucat pasi. Takut kalau-kalau dirinyalah yang dimaksud Ratu. Apalagi semua peri memandang mereka menyalahkan.
"Terlebih-lebih lagi dengan berita yang tersebar di seluruh kerajaan ini, Putih, engkaukah yang melakukannya?" tanya Ratu.
"Benar, Paduka," sahut Putih ketakutan.
"Oleh sebab itu kau kutugaskan untuk menjaga gudang arang di hutan dekat perbatasan."
Rupanya itulah hukuman yang diberikan Ratu untuk Putih. Hukuman yang mengerikan, karena hutan itu begitu lebat dan berkabut. Peri Bunga Putih menangis mendengarnya. Terbayang hari-hari yang sulit menantinya.
"Dan pada Ungu, kuucapkan selamat. Karena kerendahan hatinya dan kemampuannya memegang rahasia, membuatnya pantas menjadi calon Ratu Kerajaan Bunga," kata Ratu sambil mengulurkan tangan pada Peri Bunga Ungu.
Peri itu hampir-hampir tak percaya mendengarnya. Tapi itulah kenyataan. Bisa pahit atau pun menyenangkan. Semua itu bergantung pada amal perbuatan masing-masing.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Renny Yaniar, Sylvana Toemon