Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Hendi Soroti Wilayah Mangkang Semarang Masih Jadi PR Penanganan Persoalan Banjir

Banjir di wilayah Mangkang masih menjadi persoalan yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Kota Semarang.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: moh anhar
dok warga
dKondisi lingkungan Kelurahan Mangkang Kulon pasca diterjang banjir akibat tanggul Sungai Plumbon jebol, Kamis (4/11/2021) malam. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Banjir di wilayah Mangkang masih menjadi persoalan yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Kota Semarang.

Wilayah barat Kota Lunpia tersebut seringkali masih diterjang banjir bandang akibat sungai yang meluap saat musim hujan.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi memaparkan, persoalan banjir di Mangkang memang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemkot Semarang.

Ada dua persoalan yang belum terselesaiakan yakni normalisasi Sungai Plumbon dan Beringin.

Baca juga: Telah Selesaikan Program Doktor di Undip, Wali Kota Semarang Hendi Akan Ikuti Wisuda Besok

Baca juga: BPBD Jateng Pastikan Sistem Peringatan Dini Kondisi Baik, Gubernur Ganjar: Pentingnya Siaga Becana

Baca juga: Kecelakaan di Jalan Patimura Ungaran, Korban Diduga Ngerem Mendadak 

Saat ini, normalisasi Sungai Beringin sudah dalam tahap pengerjaan.

Dia menargetkan normalisasi rampung pada pertengahan 2022.

Kemudian, Sungai Plumbon saat ini masih menjadi persoalan klasik penyebab banjir.

Limpahan air dari kabupaten lain yang berada di wilayah atas masuk ke Semarang.

Muara sungai yang semakin mengecil membuat air melimpas ke permukiman warga saat debitnya besar.

Sungai Plumbon rencananya akan dilakukan normalisasi untuk mengantisipasi banjir di wilayah Mangkang.

"PR setelah Beringin selesai, kami selesaikan Plumbon," ucap Hendi, sapaannya, Selasa (9/11/2021). 

Normalisasi sungai, sambung Hendi, juga perlu dukungan dan peran serta masyarakat terutama dalam pembebasan lahan.

Jika pembebasan lahan tidak segera berjalan, normalisasi pun akan semakin lama.

"Pembebasan lahan nanti tetap dengan konsep ganti untung. Tapi, kalau masyarakat tidak mau melepas, proyeknya ya tidak bisa berjalan lancar," terangnya.

Selama 2021, diketahui tanggul Sungai Plumbon mengalami jebol sebanyal dua kali. Terakhir, tanggul sungai tersebut jebol pada 4 November lalu.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved