Berita Semarang
Pria Jatuh dari Lantai 6 Hotel Berbintang di Semarang, Ternyata Didorong Teman, Kaca Jendela Pecah
Gara-gara diintip sedang mandi, tersangka M Alfreandi (22) warga Sambiroto Tembalang tega mendorong temannya, Christopher Bobi (24), warga Banyumanik.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: moh anhar
SEMARANG,TRIBUNJATENG.COM - Gara-gara diintip sedang mandi, tersangka M Alfreandi (22) warga Sambiroto Tembalang Semarang tega mendorong temannya, Christopher Bobi (24), warga Banyumanik.
Dorongan itu menyebabkan Christopher Bobi terjatuh dari lantai 6 kamar hotel yang terletak di Jalan Sisingamangaraja Kecamatan Candisari Semarang, Minggu (7/11) malam.
Korban didorong menabrak kaca kamar hotel dan terjatuh di lantai 2.
Saat itu juga korban tewas di tempat.
Baca juga: Ganjar Pranowo Silaturahmi ke Sedulur Sikep Samin, Bangun Akses Air Bersih
Baca juga: Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Ikut Upacara Hari Pahlawan di Blora, Ternyata Ia Punya Alasan Sendiri
Baca juga: Alun-Alun Johar Target Rampung Desember, Pedagang Akan Menempati di Lantai Bawah Lapangan Rumput
Korban diketahui menginap di hotel bersama tersangka, Muhamad Khaerul Umam, dan Marshinta Gabriella Risananti.
Di hadapan polisi, tersangka mengaku berada di kamar hotel tersebut sekitar pukul 22.30 malam.
Sebelumnya sekitar pukul 18.30, pelaku bersama kedua temannya dan korban merayakan pesta perpisahan pendidikan profesi advokat di kafe yang berada di depan hotel.

"Setelah acara selesai dan dirasa tidak kondusif, kami bereempat memutuskan pindah ke hotel tersebut untuk sekadar istirahat," ujar dia saat dihadirkan pada konfrensi pers di Polrestabes Semarang, Rabu (10/11).
Tersangka mengatakan berada di kafe tersebut hingga pukul 21.30.
Saat itu, dia bersama teman-temannya dan korban minum minuman keras.
"Ada banyak minuman keras saat itu. Ada anggur, Whiskey, koktail, dan beragam minuman keras lainnya," tuturnya.
Sesampainya di hotel, dia masih terasa pengaruh alkohol.
Saat sampai di hotel, korban mandi terlebih dahulu.
Setelah selesai selanjutnya gantian dirinya mandi.
"Namun saat mandi, saya diintip dua kali. Saat diintip pertama kali, saya langsung reflek menutup pintu dengan keras, dan diintip kedua saya sudah persiapan menutup pakai tirai kamar mandi," terangnya.
Tersangka mengaku saat kejadian, korban menimpa dirinya di kasur.
Kemudian dia mendorong korban ke depan untuk menghindari agar tidak ditimpa.
"Namun saat saya dorong, korban mengarah ke kaca jendela," tutur.
Menurut pelaku, sempat terjadi perdebatan kecil dengan korban sebelum kejadian tersebut.
Perdebatan itu karena pelipis korban lecet akibat terbentur pintu.
"Pelipis korban lecet terkena pintu. Mungkin terbentur pintu kamar mandi yang saya tutup secara keras dan melukai sebagian alis kiri korban," ujar dia.
Ia menepis bahwa adanya dugaan korban menyukai dirinya.
Dia siap untuk dilakukan pemeriksaan fisik.
"Saya waktu itu ditimpa menggunakan lengan korban," ujarnya.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar menuturkan kasus itu berawal adanya laporan seseorang terjatuh dari lantai 6 kamar 602 sebuah hotel berbintang di Jl Sisingamangaraja.
Kemudian setelah dilakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengumpulkan barang bukti serta keterangan saksi disimpulkan bahwa korban jatuh bukan karena disengaja, tetapi didorong oleh temannya.
"Kronologi kejadian berawal korban, tersangka dan dua temannya, sebelumnya minum-minuman keras di kafe yang tidak jauh hotel. Kemudian memutuskan keempat orang itu menginap di hotel itu," jelasnya.
Namun sesampainya di kamar hotel 602 lantai 6 terjadi peristiwa tersebut tersangka mendorong korban hingga menerobos jendela kaca dan terjatuh di lantai 2.
"Keterangan sementara, korban jengkel dengan pelaku. Karena di tempat sebelumnya hingga hotel beberapa ulah korban sudah membuat tersangka jengkel," imbuhnya.
Irwan menegaskan bahwa informasi awal korban terjatuh dari karena terpengaruh alkohol dan bunuh diri tidaklah benar. Sebab menurut keterangan saksi pengaruh alkohol tersebut telah hilang.
"Jadi kejadian itu terjadi karena tersangka jengkel dengan korban," tuturnya.
Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Semarang, Iptu Wendy Andranu menuturkan sejak awal pelaku belum terbuka.
Pelaku membiaskan kronologi kejadian.
"Namun saat dilakukan pendalaman, ternyata tersangka pelaku mendorong korban," ujarnya.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar menambahkan setelah dilakukan pemeriksaan secara terpisah, keterangan saksi tidak sinkron.
Hal tersebut membuat penyidik menjadi curiga.
Baca juga: Alun-Alun Johar Target Rampung Desember, Pedagang Akan Menempati di Lantai Bawah Lapangan Rumput
Baca juga: Mahasiswa PAI UMP Purwokerto Juara Lomba Dakwah Digital Nasional
"Penyidik curiga atas keterangan yang disampaikan sebelumnya," tutur dia.
Sementara itu, pelaku Alfreandi menepis bahwa mengarang cerita bahwa korban telah ancang-ancang berlari menabrak jendela hotel hingga terjatuh.
"Kronologi aslinya; korban menindih saya dan saya dorong ke depan untuk menghindari timpaan. Namun dorongan saya mengarah ke kaca jendela," tandasnya. (*)