Berita Semarang
Gaya Hidup Pengaruhi Pola Makan dan Lonjakan Penyakit di Semarang, Dinkes: Gizi Tak Diperhatikan
Dinkes Kota Semarang tidak hanya fokus penanganan Covid-19. Penyakit non-infeksius atau penyakit tidak menular kini juga ada tren lonjakan.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: moh anhar
"Kalo lifestyle-nya seperti itu ke depan risiko obesitas tinggi. Artinya, sekarang pencegahan dan edukasi lebih diutamakan dari pada kami memberi treatment. Maka, dengan big data, kami akan memanfaatkan itu," terangnya.
Dia menerjunkan nutrisionist untuk memberikan edukasi agar pola hidup bisa diperbaiki.
Di tengah pandemi, edukasi juga tidak hanya mengenai pola hidup bersih dan sehat, melainkan juga edukasi protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menambahkan, Pemkot berupaya mencari solusi dan terobosan terhadap persoalan kesehatan masyarakat.
Misalnya, mau berobat tapi bayarnya mahal. Itu harus diselesaikan.
Kalau tidak ada kendaraan untuk berobat, kami selesaikan dengan Ambulans Hebat.
Baca juga: Para Guru, Yuk Ikut Festival Guru Transformatif Unika Soegijapranata-Marimas, Ini Ketentuannya
Baca juga: Aipda Fathurrahman Meninggal Digigit Ular Luwuk Hijau Ekor Merah: kepalanya putus gigit lengan
Beberapa masukan masyarakat terkait kesehatan, misalnya tidak ada rumah sakit di daerah Mijen, kami bangun fasilitas layanan kesehatan di sana," jelasnya.
Dengan upaya-upaya itu, dia berharap masyarakat akan lebih memperhatikan kesehatannya.
Jika mereka perhatian terhadap kesehatannya, dia yakin mereka akan mampu bersekolah, bekerja, ataupun melaksanakan pembangunan dengan baik. (*)