Berita Semarang
Melalui Workshop Tribun Jateng-Dinas Pendidikan Brebes, Guru Dilatih Agar Tidak Takut Menulis
Permasalahan ketakutan dalam menulis artikel di media massa kerap dialami para guru.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG- Permasalahan ketakutan dalam menulis artikel ilmiah populer di media massa kerap dialami para guru.
Misalnya, ketakutan salah ketik, takut tulisannya dibaca orang lain, takut tulisannya dikomentari orang lain dan sebagainya.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidkan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Brebes, Puji Rahmawati yang mewakili Kepala Dindikpora saat membuka workshop penulisan artikel ilmiah populer di media massa secara virtual, Selasa (30/11/2021).
Workshop ini dikuti sekitar 90 guru SD, SMP, SMA, dan umum. Kegiatan diadakan kerja sama antara Dindikpora Brebes, Komunitas Guru Berkarya (KGB) Jateng, dan harian Tribun Jateng.
"Melalui media tulisan, kita bisa menyampaikan apa yang didapatkan dan membaginya dengan rekan yang lain. Ada rekan di berbagai tempat yang tidak mempunyai kesempatan dan waktu yang cukup untuk bisa menulis," kata Puji.
Menurutnya, untuk memulai menulis memang sulit. Oleh karena itu, harus dibiasakan dan dilatih mencurahkan apa yang ada dalam pikiran menjadi bahasa tulis yang dipahami dengan mudah oleh orang lain.
"Ada orang pintar, tetapi tidak bisa menulis dan menyampaikan dengan mudah. Tulisan ibu bapak guru nantinya menjadi legacy, selain untuk menambah poin dalam kenaikan pangkat guru," tegasnya.
Pihaknya mengakui belum bisa memfasilitasi guru secara penuh untuk menulis. Atau membuat wadah yang tepat untuk guru mencurahkan pengetahuan yang dimiliki dalam bentuk tulisan.
Karenanya, ia mengapresiasi workshop penulisan artikel populer di media massa tersebut. Harapannya, guru tetap bisa rajin membuat tulisan, tidak hanya berhenti pada workshop kali ini.
Nantinya tulisan para guru juga akan dimuat pada harian Tribun Jateng dan kanal online Tribunjateng.com. Tentunya, ini menambah kebanggaan bagi para guru yang memulai untuk menulis.
Pemateri dalam workshop yakni News Manager Tribun Jateng, Iswidodo dan tim dari Komunitas Guru Berkarya, Kunaifi Ahmad dan M Maslukhi.
Sementara, pemateri Iswidodo menyampaikan terkait teknik memperoleh ide, menuangkan gagasan, penulisan yang baik, serta gaya penulisan yang cocok diterbitkan di media massa.
"Opini bersifat subjektif atau pemikiran, sedangkan berita bersifat objektif atau faktual. Berita ditulis berdasarkan fakta yang memenuhi nilai berita tanpa dicampuri subjektifitas penulis atau disajikan apa adanya," kata Iswidodo saat menjelaskan perbedaan opini dan berita.
Ia juga menerangkan terkait mencari ide untuk menulis artikel. Misalnya terkait topik yang akan diangkat harus terkini dan banyak disorot, lalu dianalisa secara baik, kemudian haru ada solusi atau gagasan untuk mengatasi masalah.
"Solusi hukumnya wajib dalam artikel, karena itu memang inti dari topik yang ditulis. Untuk mencari ide bisa membaca artikel di Tribunjateng.com, Tribun Jateng, atau Kompas.com serta media lainnya," katanya.
Penyusunan artikel juga dijelaskannya. Yang mana dimulai dengan fakta disertai data, masalah dilengkapi rujukan, analisa masalah, kemudian solusi atau gagasan mengatasi masalah.
Tidak lupa, kata dia, artikel harus memberikan manfaat untuk publik terutama di dunia pendidikan. Kemudian juga harus memasukan unsur yang membuat pembaca senang, terinspirasi, dan mencerahkan. (*)