UNIMMA
Prof Muji UNIMMA Berikan Tips Menghindari Jurnal Predator Melalui Akun Medsosnya
Istilah predatory journal atau jurnal predator semakin sering muncul dalam perbincangan akademik. Begini kata Prof Muji Unimma.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Belakangan ini, istilah predatory journal atau jurnal predator semakin sering muncul dalam perbincangan akademik. Istilah ini mengacu pada jurnal ilmiah yang sekilas tampak seperti jurnal biasa, namun sejatinya menjalankan praktik penerbitan yang tidak etis dengan tujuan utama meraup keuntungan finansial.
Jika Anda mengetik “predatory journal” di Google, Anda mungkin akan menemukan berbagai simbol atau logo yang menyeramkan: serigala, hiu, dan sebagainya. Simbol-simbol itu bukan tanpa alasan, melainkan representasi dari sifat jurnal predator sebagai “pemangsa” yang siap memangsa penulis, terutama peneliti yang kurang waspada.
Prof Muji menegaskan bahwa kesadaran dan kewaspadaan sangat penting untuk menghindari jebakan jurnal predator. Menurutnya, akademisi, mahasiswa, dan institusi pendidikan perlu memahami ciri-ciri jurnal predator, selalu mengecek reputasi jurnal, serta menjunjung tinggi integritas dalam publikasi.
Ajakan ini tidak hanya disampaikan dalam forum akademik, tetapi juga melalui berbagai akun media sosial Prof Muji, seperti YouTube, Instagram, TikTok, dan Facebook. Melalui konten edukatif di platform-platform tersebut, beliau mengingatkan pentingnya menjaga mutu publikasi ilmiah dan menghindari jebakan jurnal predator.
Apa Itu Jurnal Predator?
Pada dasarnya, publikasi ilmiah yang baik bertujuan mempercepat penyebaran pengetahuan dan membuka ruang diskusi akademik yang sehat. Misalnya, platform Open Science Framework (OSF) menyediakan ruang gratis berbasis preprint bagi peneliti untuk mengunggah naskah ilmiahnya.
Baca juga: Laboran UNIMMA Raih Hibah KiLab 2025 Lewat Inovasi Tempat Sampah Pintar LIMSTER
Tidak ada biaya tersembunyi, dan aksesnya terbuka untuk komunitas akademik. Masalah muncul ketika ada pihak yang mengklaim memberikan kemudahan serupa, tetapi justru memungut biaya publikasi besar tanpa memberikan standar akademik yang jelas. Di sinilah praktik jurnal predator mulai tercium.
Definisi Konsensus tentang Jurnal Predator
Menurut salah satu artikel di Nature, jurnal predator didefinisikan sebagai entitas, baik jurnal maupun penerbit, yang lebih mengutamakan keuntungan finansial dibanding kepentingan ilmiah. Beberapa ciri yang sering ditemui antara lain:
• Menyediakan informasi palsu atau menyesatkan.
• Menyimpang dari praktik editorial dan publikasi yang baik.
• Minim transparansi dalam proses editorial.
• Menggunakan pendekatan agresif dalam mengundang penulis.
Dengan kata lain, tujuan mereka bukan menjaga mutu akademik, melainkan menjual publikasi instan.
Ciri-Ciri Kualitas Jurnal Predator
Hasil kajian menunjukkan bahwa publikasi di jurnal predator sering memiliki sejumlah kelemahan serius, di antaranya:
• Tidak ada kebaruan ilmiah. Artikel sering hanya mengulang data tanpa analisis atau kontribusi baru.
• Metodologi tidak jelas atau tidak sesuai. Hasil penelitian sulit dipercaya karena tidak didukung metode yang relevan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.